Selasa, 11 April 2017

Segunung Es dan Segenggam Api

Related image   
   mengapa tak pernah ada ketenangan di sisi, 
      kenapa kegagalan selalu menghantui  
      Depresi, delusi, halusinasi sepanjang hari.
gejolak hati terus menagih. 
     Antara dua kutub yang saling berjanji.

Ini bukanlah sesuatu yang dua, tiga atau lebih. 
     Tetapi satu yang berebut mencuri tempat di dalam hati.
Saling menolak tak mau saling mencampuri 
Bak tahta raja siang dan raja dimalam hari.
Diantara dua pilihan , selalu.
Diantara dua tempat kulingkari

Ketakutan Yang tak beralasan,
khayalan  terukir dan hilang sekejap mata, 
kesakitan yang semu,
kegembiraan hanyalah selingan tak berarti.

Tolonglah aku. 
Dari kesendirianku
dari jahatnya hatiku
dan dari kejaran pembunuh perasaanku. 

Dimanakah tempat untuk sembunyi,
dimanakah tempat berlindung dari bencana ini. 
Bak menggenggam jaminan
kehancuran yang akan hancur bersama diri ini.

Teman yang tak diinginkan
warisan dari  masa silam
taktahu dari mana ia datang
Ketidakwajaran tak terbantahkan,
impian terasa  selalu terhalang, 
kenyataanpun terbuang .
hidup segan matipun tak senang.
Raja siang telah kembali.
beraksi tanpa kendali, 
bersaksi tanpa dalih,
mengabaikan konsekuensi 

tapi raja tetaplah raja. Sang raja menguasai segalanya,
ujub diri seakan tanpa cela.
Hingga sang raja malam menikam menikmati. Menyeringai sungguh keji
Sang raja siang mati suri 
di gelapi Suasana temaram sayup sepi sedih. 
oh permisi
ini sudah malam hari

Kelemahan hati,
khayalan tingkat tinggi.Selera aristokrasi. 
Konsistensi bagai teman yang tak dicari,
bagaimanakah membuat bumi menjadi hambar.
membelokkan air kembali ke asal .
melempar hujan keatas awan. 
Segala sesuatu terasa datar, 

  Air beri aku air.
Tapi lautan yang datang menghampiri, 
berombak nan garang dihadapan,
bak harimau siap menerkam.  
Harimau menghilang datanglah sang singa.
Kelaparan dan kehausan. 
mencari penenang pada ketidaktenangan. 
diri tergenang bahaya tak nampak,menanti dibawah petang.

Anomali dalam anomali adalah kenormalan yang tak disengaja.
tidak konsisten dalam ketidakkonsistenan.
Persisten yang selalu berubah. 
TETAPI entah mengapa ditengah segala yang berubah
ada satu hal yang tidak berubah. 
Rasa ketertarikan yang begitu dalam untukmu.

ada banyak cinta  tetapi entah mengapa
hanya ada satu dan selalu hanya satu.
Berapa kalipun aku berubah
seberapa cepat pun kutub berputar 
dan selama apapun aku terjebak dalam lingkar 
akan selalu ada satu  yang tak berubah,
rasa sayangku kepadamu.

       Tentang manusia yang sedang bingung akan  kompas 
berhenti, berbalik berputar tujuan menyebar jalan pun bercabang,
Wahai pelaut  ulung ,
yang lebih mengerti lebih dari teman, 
yang sama tahu tingginya gelombang,
yang sama rasa ketakutan terror dibawah lautan.

       Bahwa hati tak buta, tapi cintalah yang buta ,
Bukan cinta yang tak lupa tapi hatilah yang tak lupa. 
hati tak hitam  dosalah yang membuat hitam.
Mata yang indah mencerminkan hati yang tentram, 
tapi bukanlah keindahan mata yang mencerminkan hati, 
melainkan ketentraman hati yang terpancar melalui mata di sini 
mata hati cahaya dalam sunyi.

       Sendiri tak berteman
meski diri ditengah banyak orang. 
Hanya sang pendaki yang mengerti,
yang tahu cara menenangkan diri,
Mengisi hati dari menyendiri.
Betapa berat sang kaki ,
Betapa ringan sang awan,
dan betapa luas jangkauan mentari.

Hanya sang pelaut yang mengerti tingginya ombak dan asinnya lautan.
Badai yang menakutkan
dan mahluk yang siap menerjang.
Ditengah bahaya tanpa daratan.
Tidak ada jalan untuk pulang
selain tekad tetap berjuang.
Hiduplah sang pejuang

Daratan nan gersang tanpa hijau tanpa rimbunan,
Hanya ada langit, awan dan bumi yang ketan. 
Sulit mengakui itu adalah rumah untuk pulang.

Hanya penggali yang mengerti
betapa bumi penuh misteri.
Betapa dingin tanpa sinar matahari,
Betapa indah permata yang dicari.
Pengganti bumi yang mati dan tentu ianya sulit dicari. 
Meski semangat sudah menjadi sangatlah letih.

Tetapi hanya dia yang mengerti. 
Betapa air lebih berharga dari yang sudah dicari.
Menghidupi bumi yang mati.
Pemberi kesejukan bagi hati yang hampir mati. 
Merubah lubang menjadi danau kembali.
Dikelilingi sinar mentari
Ditumbuhi banyak bunga kasturi.

Sungguh tidaklah akan rugi
Permata yang dicari tetapi surga yang di dapati. 
Hijaulah sang bumi, Nyamanlah rumah ini, Rindulah diri ini,
Karena surga yang mati sekarang hidup kembali.

Kegelisahan tanpa arah,
gambaran hati yang tengah marah,
Rasa bersalah yang datang dari mana-mana,
dipukul dipalu sepanjang usia,
Dijatuhi beban sepanjang arah,
hari yang kulalui begitu berat.tersedak nafas setiap saat, 

Berlari bukanlah solusi .
solusi adalah menghadapi.
Aku tahu itu tapi. 
Tubuh masih sulit digeraki.
bagai berharap untuk mati.

Tidaklah manusia mati
melainkan hanya berpindah lokasi 
Dan tidaklah manusia raganya hidup
melainkan hati yang hidup kembali. 
Sungguh matilah manusia jika hatinya pun telah mati.
Dan hiduplah dia ketika hatinya telah bangun dari mimpi.
Sadarilah wahai hati

Rasa rindu tak terpungkiri, dimanakah sang pemilik menyembunyikan diri. 
Entah dimana dan kemana harus menghadiri, memendam duri didalam hati. 
Sakitnya tak terperih
oh sungguh tak terperih.

Terburu seperti sedang diburu
tapi tak tahu siapa yang memburu. 
Tidaklah diri diburu rindu
melainkan karena kecantikan hatimu, 
lembutnya perangaimu, halusnya tutur katamu
Terjaganya hatimu,
dan senyum yang mengaburkan pandanganku

wahai rupamu sungguh menawan.
Tidaklah tubuh ini diam membeku melainkan
karena menatap sosok anggun dihadapan.

Sekarang pemburu yang  sedang tertahan.
Penakluk telah ditaklukkan ,
Sekarang aku akan termakan
Sungguh sulit membuat keputusan, 
Tetapi pengecut berbalik badan
Mencoba menghindar dari cobaan perasaan 
Akan Tetapi
Cintaku satu bukan setengah kujaga itu sambil terengah ,
janganlah mengira  memecah batu itu mudah dan aku adalah pantang menyerah,
Bunga di dalam mimpi. 
Jangan membuat dirimu bersedih 
akulah tempatmu kembali.
Saat sepi diam menghampiri
Rasa ini sungguh berlebih memaksa hati untuk menangisi 
setengah sisi apalah arti. 
Bagaikan langit dan juga bumi 
Tak mungkin saling terjamahi.
Tetapi
Tidaklah bumi tanpa langit
Tidaklah Langit tanpa bumi
oh buah ceremai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar