Kamis, 27 April 2017

Bayangan

Dimanakah buku syair yang telah hilang
Banyak tercipta di masa silam
Syair untukmu,untuk dia dan untuk kita
Syair yang lugu tertulis tanpa ragu

Tanpa fikir dulu
Karena waktu itu
Aku masihlah pemburu tanpa luka
Tanpa cela dan masalah

Mata ini adalah cerminannya
Polos lurus tanpa tanda merah
Bersih putih tanpa nafsu yang bertuan
Syairku tanpa keraguan

Semua hanya berisi Kesenangan
Tak ada namanya kesedihan
Hanya tahu ku dimanja dan ditimang
Orang-orang menyapa dengan kekaguman

Hingga dunia ini datang
Dengan seribu godaan serta kebenaran
Dengan cepat racun masuk kedalam nafas dan fikiran
Datanglah ujub dan kesombongan

Sungguh tinggilah tempatnya
Namun terjal pula jurangnya
Sungguh bebas terbangnya
Namun Kencang anginnya
 
Sekali jatuh,jatuh sejatuh-jatuhnya
Dalam sungguh sedalam-dalamnya
Kedalam tanah tak berujung gelapnya
Tak terjamah dasarnya

Dalam kegelapan
Tak tahu melayang,jatuh atau tengah terbang
Karena belum mencapai dasar
Karena tanpa bayangan
Tanpa sedikitpun cahaya yang menerangi kegelapan

 Cerita tentang bayangan
Yang mencari tempat dibalik silau cahaya
Akan selalu mendapat tempat dibalik masalah
Dibalik benda yang diterpa cahaya
Karena tak terlihatlah dia tanpa bayangan dan cahaya

Manusia dalam bayangan
Kebaikannya tak terlihat 
Kesalahannya tak terjamah
Selalu di dua tempat yang sama
Waktu tak berpengaruh padanya

Selalu kabur dari masalah
Lalu menyerangnya dari segala arah
Berdalih mengumpulkan tenaga
Siapalah yang akan melihatnya
Si ahli tipu daya
Bayangan tak berharga

Kharismanya berdasar kehadiran cahaya
Bentuknya berdasar pada masalah yang datang
Hilang cahaya menyatulah ia dengan kegelapan
Hilang masalah menyatu ia dengan cahaya

Sang bayangan merasa tak butuh cahaya
Tetapi ia hanyalah kegelapan tanpanya
Sang bayangan tak butuh masalah
Tetapi ia hanyalah makanan cahaya tanpanya
Tetaplah ia hilang ditelan masa

Akan tetapi
Bukanlah manusia bila tanpa bayangan
Tidaklah nyata mahluk tanpa bayangan
Tak akan terlihat tanpa bayangan
Tak akan berbentuk tanpa bayangan
Hanya akan hidup dalam khayalan
Tak akan terlihat sesuatu tanpa cahaya dan kegelapan


 
 

Bedak



Hati hatilah dengan perempuan
Dimana terkadang membawa tipuan
Tampak cantik di saat malam
Muka seram diwaktu siang

Kalian cantik tanpa dihiasi
Kalian cantik tanpa dibedaki
Kamu manis tanpa bedak

Tetapi mereka tak perduli
Cantik hanya imajinasi
Hanya percaya penjual pemutih
Dengan muka imitasi
Aku yakin engkau suci
Putih diluar dan di dalam diri
Skefo,apa ini?
Itu Sekedar informasi

Bahan Ujian Komprehensif Akuntansi

PENGANTAR AKUNTANSI

Akuntansi:  Ilmu atau seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, serta pelaporan dan analisis seluruh transaksi keuangan dalam suatu perusahaan.

Akuntansi Keuangan:  Penyajian informasi mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan untuk pihak intern dan ekstern perusahaan guna pengambilan keputusan dalam suatu periode akuntansi.

Jenis Pencatatan Akuntansi:

Cash Basic:  Di mana pendapatan diakui pada saat pendapatan tersebut diterima perkas dan biaya diakui pada saat biaya tersebut dikeluarkan.

Accrual Basic:  Di mana pendapatan dan biaya diakui pada saat terjadinya transaksi baik tunai maupun kredit.

Banyak dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan system accrual basic, karena itu pada setiap akhir periode perlu dilakukan penyesuaian untuk mencatat perubahan-perubahan yang belum diakui, diantaranya: biaya yang masih harus dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, biaya dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban piutang tak tertagih, persediaan akhir bila menggunakan metode periodic.

Siklus Akuntansi:  Siklus yang dimulai dari pencatatan transaksi sampai disusunnya suatu laporan keuangan [L/K].
Dokumen  ->  Jurnal Umum  ->  Buku Besar  ->  Neraca Percobaan  ->  Adjustment  ->  Neraca  ->  Laporan Keuangan  ->  Jurnal Penutup  ->  Jurnal Pembalik.

Jurnal:  suatu catatan awal transaksi yang dilakukan perusahaan secara kronologis.

L/K terdiri dari 5:
  1. Laporan L/R:  Ikhtisar yang berisi pendapatan dan beban perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
  2. Laporan Perubahan Modal:  Ikhtisar yang berisi laporan perubahan modal pemilik suatu perusahaan dalam suatu akhir periode akuntansi.
  3. Neraca:  Daftar yang berisi aktiva, pasiva dan modal suatu perusahaan pada akhir tanggal periode akuntansi.
  4. Laporan Arus Kas:  Ikhtisar mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari kegiatan perusahaan dalam suatu akhir periode akuntansi.
  5. Catatan Atas Laporan Keuangan:  Berisi catatan atas hal-hal yang dilaporkan di dalam Laporan Keuangan.  Misalnya metode yang dipakai dalam mencatat persediaan.

Hubungannya:  hasil dari Laporan L/R akan dimasukkan ke dalam Laporan Perubahan Modal, kemudian modal akan dimasukkan ke dalam Neraca dan nilai kas yang ada di Neraca merupakan nilai kas pada arus kas.

Jenis Arus Kas:
–          Arus Kas Dari Kegiatan Operasional:  merupakan transaksi yang berpengaruh dalam penentuan laba bersih.
–          Arus Kas Dari Kegiatan Investasi:  merupakan arus kas yang mempengaruhi investasi jangka panjang.
–          Arus Kas Dari Pendanaan:  merupakan arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang.

Metode Arus Kas:

–          Metode Langsung:  metode ini sumber penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi langsung diungkapkan dalam laporan arus kas dan menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasikan laporan kas di masa yang akan datang di mana tidak dihasilkan oleh metode tidak langsung dan memerlukan biaya yang besar karena terbatasnya data.

–          Metode Tidak Langsung:  ditentukan dengan menyesuaikan L/R bersih dari pengaruh perubahan pos aktiva dan pos lain yang berkaitan dengan arus investasi dan pendanaan.  Dan dapat menunjukkan hubungan yang nyata antara laporan arus kas dengan neraca dan L/R dan biayanya lebih murah.

Informasi Arus Kas digunakan untuk:
  1. Memprediksi arus kas di masa yang akan datang.  Penerimaan dan pengeluaran kasi di masa lalu akan menjadi dasar yang baik untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang.
  2. Menilai keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh manajemen.  Seperti keputusan mengenai investasi aktiva tetap.
  3. Menunjukkan hubungan laba bersih dengan perubahan dalam kas perusahaan.

Jurnal Penutup:  agar saldo pendapatan, biaya, modal dan prive pada akhir periode menjadi nol.

Pendapatan                                          xx         I/S                                                        xx
            I/S [Income Summary]  xx                     Beban Gaji                               xx
                                                                                    Beban Sewa                             xx

I/S                                                        xx         … , Capital                                          xx
            Capital                                     xx                     Prive                                        xx

Jurnal Pembalik:  Jurnal yang dibuat pada awal periode untuk menghapus ayat jurnal penyesuaian sebelumnya agar pencatatan transaksi menjadi lebih tepat dan konsisten.

Wages payable                         xx         Interest income                         xx
            Wages Expense                        xx                     Interest Receivable                   xx

Bentuk Neraca:
  1. Skontro:  aktiva berada di sebelah kiri dan pasiva serta modal berada di sebelah kanan.
  2. Stafel:  bentuk laporan di mana dimulai dari aktiva, pasiva dan modal.

L/K:  Laporan yang berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
Tujuan L/K:  Memberikan informasi kepada pihak intern dan ekstern mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan untuk pengambilan keputusan.

Bentuk L/R:  Single Step dan Multiple Step (bentuk bertahap).

Penyusutan:  Pengalokasian harga perolehan suatu aktiva tetap menjadi beban.
Faktor yang mempengaruhi aktiva tetap:  Harga perolehan, nilai sisa, dan umur manfaat.
Aktiva tetap harus disusutkan karena nilai kegunaannya semakin lama semakin berkurang, ketinggalan mode, dan secara ekonomi nilainya berkurang.

Metode Penyusutan:

–          Garis Lurus:  pencatatan beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode.
–          Saldo Menurun Berganda:  menghitung beban penyusutan per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu prosentase tertentu.
–          Jumlah Unit Produksi:  suatu jumlah tertentu yang tetap dibebankan pada setiap unit produksi yang dihasilkan oleh aktiva yang digunakan.
–          Sum of Years Digit:  mengalikan harga perolehan yang dapat disusutkan dengan suatu angka tertentu.

Beban Penyusutan                                xx
            Akumulasi Penyusutan  xx

Tujuan Penyusutan:  untuk memadukan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama jangka waktu pemakaian aktiva tersebut, untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaian.

Aktiva:  Sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aktiva Tetap:  Aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibuat terlebih dahulu dan digunakan untuk kegiatan utama perusahaan dan bukan untuk dijual.

Aktiva Lancar:  merupakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dikonversikan dalam waktu satu tahun atau periode.

Aktiva Tak Berwujud:  suatu aktiva yang tidak berbentuk  dan memiliki manfaat di masa yang akan datang.  Contoh: merek, hak paten.

Kewajiban:  merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, peneyelesaiannnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Buku Pembantu:

–          Buku Penjualan;
–          Buku Pembelian;
–          Buku Penerimaan Kas;
–          Buku Pengeluaran Kas.

Sifat Struktur Akuntansi:
  1. Postulat Akuntansi:  Postulat entitas, postulat kelangsungan usaha, postulat unit pengukur, postulat periode akuntansi.
  2. Konsep Teori Akuntansi:  Teori kepemilikan (assets – utang = ekuitas pemilik), teori entitas (assets = utang + ekuitas pemilik), teori dana (assets = restriksi assets).
  3. Prinsip-prinsip Akuntansi:
–    Business Entity:  Suatu badan yang terpisah dari orang-orang yang menyediakan aktiva tersebut.
–    Going Concern:  Suatu perusahaan berdiri untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
–    Objective Evidance:  Data akuntansi yang dilaporkan harus berdasarkan bukti yang obyektif.
–    Unit of Measurement:  Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang.
–    Accounting Period:  Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan harus dibuat laporan keuangan dalam periode tertentu.
–    Matching Revenue Expired Cost:  Pendapatan dan beban yang didapat harus ditandingkan guna menentukan laba bersih atau rugi bersih pada periode tersebut.
–    Pengungkapan Yang Memadai:  segala bentuk penjelasan dan catatan kaki harus memuat semua data yang dianggap penting.
–    Consistence:  L/K hendaknya menggunakan prinsip yang sama periode demi periode.
–    Materialitas:  Semua transaksi yang dapat mempengaruhi L/K harus diungkap dan dilaporkan..
–    Conservative:  tidak mengakui laba yang belum direalisasi dan mengakui semua kerugian.
  1. Tehnik Akuntansi.

Biaya:  Pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan yang memiliki manfaat untuk masa yang akan datang dan masuk ke neraca sebagai assets..

Beban:  Pengorbanan yang dikeluarkan yang memiliki manfaat untuk periode sekarang dan masuk ke dalam L/R.

Pendapatan:  Manfaat ekonomi dan penyelesaian kewajiban yang timbul dari kegiatan perusahaan yang menambah ekuitas yang bukan dari penanaman modal.

Penghasilan:  Kelebihan penghasilan atas biaya-biaya yang dikeluarkan.

Sistem Akuntansi:  Suatu struktur yang saling berhubungan yang membentuk suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.

Sistem Dasar Akuntansi:

–          Sistem Pembukuan;
–          Sistem Penjualan dan Penerimaan Kas;
–          Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas;
–          Sistem Pencatatan dan Penggajian;
–          Sistem Produksi dan Biaya.

Langkah-langkah Dalam Penyusunan Sistem:

–          Analisa Dari Sistem Yang Ada;
–          Merencanakan Sistem;
–          Menerapkan Sistem;
–          Pengawasan Sistem.

Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi:

–          Meningkatkan Mutu Informasi;
–          Meningkatkan Mutu Pengendalian Intern;
–          Meningkatkan Mutu Pengawasan;
–          Menekan Biaya Administrasi Dan Pencatatan.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi [SIA]:

–          Pengendalian [Pengawasan]:  diperlukan untuk mengawasi operasi perusahaan (menjaga aktiva yang dimiliki dan juga melakukan otorisasi setiap transaksi).
–          Kesesuaian [Kompitabilitas]:  Sistem dikatakan sesuai jika sistem dapat diterapkan dalam struktur organisasi & dipergunakan oleh personel dalam aktivitas operasi perusahaan..
–          Fleksibilitas:  Organisasi akan selalu berkembang yaitu dengan memperkenalkan produk baru, menjual lini produk yang tidak menguntungkan & membeli lini produk yang menguntungkan.

TA:  Seperangkat kerangka acuan umum dalam menilai praktek akuntansi dan pedoman dalam pengembangan praktek akuntansi.

Kerangka Konseptual:

–          Earning;
–          Revenue and Expense;
–          Assets and Liabilities;
–          Gain and Losses.

Sistem Pencatatan Persediaan:

  1. Metode Periodik:  Sistem pencatatan yang hanya mencatat pendapatan pada saat terjadinya transaksi sedangkan HPP tidak dicatat pada saat terjadinya transaksi.
Jurnal Penjualan        Cash / A/R                               xx
                                                Sales                            xx

Jurnal Pembelian        Purcashes                                 xx
                                                Cash / A/R                   xx

Jurnal Penutup           I/S                                            xx         Ending Inventory                       xx
                                                Beginning Inventory      xx                     I/S                                xx

  1. Metode Perpetual:  Sistem pencatatan di mana pendapatan dan HPP dicatat pada saat terjadinya transaksi..

Jurnal Penjualan        Cash / A/R                               xx         COGS                                     xx
                                                Sales                            xx                     Material Inventory        xx

Jurnal Pembelian        Material Inventory                    xx
                                                Cash / A/R                   xx

Jurnal Penutup           I/S                                            xx         Sales                                        xx
                                                COGS                         xx                     I/S                                xx

Perbedaan
Sistem Periodik:
  1. Merupakan sistem fisik karena harus dilakukan pemeriksaan fisik setiap akhir periode.
  2. Digunakan untuk mencatat persediaan yang nilainya tidak tinggi karena tidak menguntungkan bagi perusahaan untuk mencatat setiap barang yang memiliki nilai yang rendah.

Sistem Perpetual:
  1. Memberikan tingkat pengendalian yang lebih akurat terhadap persediaan karena selalu mencerminkan keadaan persediaan pada saat ini.
  2. Perusahaan bisa langsung mendapatkan data persediaan yang mutakhir.
  3. Membantu mengingatkan perusahaan bahwa jumlah persediaan telah habis.
  4. Pada akhir bulan perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan tanpa harus melakukan perhitungan fisik.

Metode Penilaian Persediaan:

–          Metode harga pokok;
–          Metode terendah antara harga pokok dengan harga pasar;
–          Metode harga jual.

Metode Perhitungan Persediaan
Sistem Periodik:
–          FIFO;
–          LIFO;
–          Average;
–          Retail Method;
–          Cost or Market.

Sistem Perpetual:
–          FIFO:   Sistem penilaian di mana harga pokok dari barang yang pertama kali masuk akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan.  Persediaan akhir dinilai berdasarkan harga persediaan paling akhir;
–          LIFO:  Sistem penilaian di mana harga pokok dari barang yang terakhir kali masuk akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan.  Persediaan akhir dinilai berdasarkan harga persediaan paling awal.
–          Average:  Penilaian persediaan berdasarkan harga pokok rata-rata persediaan dalam satu periode tertentu.

Jika Harga Selalu Naik metode yang sebaiknya digunakan adalah metode LIFO karena:
  1. Menghasilkan nilai persediaan akhir rendah, sehingga harga pokok pejualan semakin tinggi.  Pada masa inflasi metode ini menghasilkan laba yang sangat kecil, untung dari segi pajak.
  2. Jika pendapatan naik maka biayapun naik, sehingga memberikan keuntungan yang lebih nyata dari realisasi laba.

Dalam neraca persediaan dinilai berdasarkan harga pokok / harga perolehan.

Safety stock:  Persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjaga kelangsungan proses produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya safety stock:
  1. tergantung sulit mudahnya memperoleh bahan baku;
  2. resiko kehabisan persediaan;
  3. tingkat kecepatan bahan baku tersebut menjadi rusak.

Potongan Pembelian

–          Potongan Tunai:  Sebuah hadiah berupa potongan harga kepada pembeli yang membayar lebih cepat;
–          Potongan Kuantitas:  Semakin banyak jumlah barang yang dibeli maka semakin rendah harga per jenisnya.
Retur dan potongan terjadi bisa karena terdapat barang rusak yang dikembalikan oleh pelanggan atau pelanggan tidak mengembalikan barang tersebut sehingga perusahaan memberikan potongan harga.

FOB Shipping Point:  Barang yang sudah menjadi milik pelanggan pada saat barang tersebut dikirimkan sehingga ongkos angkut ditanggung pembeli.

FOB Destination:  Barang menjadi milik pelanggan pada saat barang tersebut telah sampai ke tempat tujuan ongkos angkut dibebankan pada penjual.

Perputaran Persediaan:  Rasio terhadap harga pokok penjualan dan persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menjual persediaan.  Rasio Persediaan = HPP : Persediaan rata-rata.

Cek:  Suatu dokumen yang memerintahkan bank untuk membayar oran/perusahaan sejumlah uang kas.

Cek Kosong:  Cek di mana jumlah yang akan dicairkan tidak sesuai dengan jumlah uang nasabah yang mengeluarkan cek tersebut.

Rekening Koran:  Memperlihatkan saldo awal dan akhir dari rekening koran pada periode tersebut dan memuat daftar transaksi yang terjadi.

Rekonsiliasi Bank:  untuk menjamin ketepatan jumlah uang yang ada di bank dan di perusahaan serta menjelaskan sebab-sebab perbedaan antara catatan perusahaan dan rekening koran pada suatu tanggal tertentu.

Kas Kecil:  Dana yang terdiri dari sejumlah kecil uang kas dan digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil.

Sistem Kas Kecil:

–          Sistem Imprest:  Dana yang jumlahnya tetap untuk setiap bulannya;
–          Sistem Fluktuasi:  Jumlah dana tidak tergantung kebutuhan tiap bulannya.

Pengendalian TerhadapKas Kecil:

–          Menugaskan seorang pegawai untuk mengatur kas kecil;
–          Mempertahankan jumlah tertentu yang harus ada di tangan;
–          Mendukung semua pengeluaran dana dengan suatu tanda bukti;
–          Menambah kembali dana tersebut melalui prosedur pengeluaran kas biasa.

Analisa Rasio:  Metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau Laporan L/R secara individu dari laporan tersebut.

Rasio Likuiditas:  Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Solvabilitas:  Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio Aktivitas:  Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan sebagainnya.
Rasio Profitabilitas:  Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, pendapatan, dan investasi.
Rasio Pertumbuhan:  Menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan ekonomi dan sektor usaha.  Laju pertumbuhan dilihat dari penjualan, laba bersih, laba per saham, deviden per saham, harga rata-rata, dan nilai buku per saham.
Rasio Penilaian:  Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.

Dana:  Kas, surat berharga atau surat berharga lainnya yang disiapkan atau disediakan untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan, dana tidak saja berbentuk kas tetapi juga berbentuk working capital.

Sumber Dana:  Berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal, adanya keuntungan dari operasi perusahaan.

Sumber Modal:  Sumber intern dibentuk di dalam perusahaan (penyusutan, saldo laba), sumber ekstern diperoleh dari luar perusahaan (kredit dari bank, modal saham).

Modal Kerja Kualitatif:  modal kerja yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
Modal Kerja Kuantitatif:  modal kerja dari keseluruhan aktiva lancar.
Other Income:  Pendapatan lain-lain yang bukan hasil utama dan bersifat rutin & immaterial.
Gain:  Laba dari luar kegiatan utama perusahaan.  Contoh: Penjualan gedung.
Net Monetary Asset:  Kas dan aktiva lain-lain yang mempunyai sifat sama dengan kas.

Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja:  Analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

Tujuan Laporan Perubahan Modal Kerja:  memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut.

Kegunaan Analisa Return On Investment:  Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan.  ROI = Laba : rata-rata investasi.

Voucher System:  Penerapan system voucher yang dilakukan pada transaksi pembelian yaitu jurnal pembelian diganti dengan voucher register, jurnal pengeluaran uang diganti dengan check register & buku pembantu utang diganti dengan map voucher yang belum dibayar.

Kelemahan Voucher System:  kalau map voucher hilang maka akan sulit menetapkan hutang debitur.

Fungsi Akuntansi:
  1. Fungsi Umum:  membantu masyarakat mengawasi soal-soal keuangan.
  2. Fungsi Khusus:
–          menghitung laba yang dicapai perusahaan & menilai sukses tidaknya perusahaan tersebut;
–          membantu mengamankan & mengawasi aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan menciptakan sistem & prosedur yang dapat mencegah penyelewengan;
–          membantu menetapkan hak masing-masing pihak yang berkepentingan dalam perusahaan;
–          menetapkan patokan mengenai prestasi & biaya serta mengukur perbedaan antara prestasi & biaya sesungguhnya;
–          memberikan informasi yang berguna pada manajemen termasuk mengenai solvabilitas, likuiditas & rentabilitas.

Fungsi Neraca & L/R bagi manajemen dalam pengambilan keputusan:  Dengan adanya Neraca & L/R manajemen akan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan di periode yang baru lalu & dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya & menentukan kebijakan yang lebih tepat.

Stabilitas dan Aktivitas:  Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya & akhirnya membayar hutang tersebut pada waktunya.

Investement:  Sebagian harta perusahaan yang dipisahkan dari harta lainnya untuk ditanamkan pada perusahaan lain untuk mendapatkan laba.

Susunan Neraca (Skontro)
Aktiva                                                              Kewajiban
Aktiva lancar                                                    Kewajiban lancar
Investasi                                                           Hutang jangka panjang
Aktiva tetap                                                      Hutang lainnya
Aktiva tak berwujud                                         Modal
Aktiva lainnya                                                   Modal saham disetor
                                                                        Agio/Disagio
                                                                        Cadangan
                                                                        Laba yang belum dibagi

Pos Transitoris:
–          Prepaid Expenses:  merupakan pengeluaran yang sudah dilakukan tetapi belum merupakan biaya;
–          Deffered Income:  merupakan penerimaan yang sudah masuk tetapi belum merupakan pendapatan.

Pos Antisipasi:
–          Accrued Expenses:  merupakan biaya-biaya yang masih harus dibayar;
–          Accrued Income:  merupakan pendapatan yang masih harus diterima.

Modal:  merupakan hak pemilik yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada & dengan demikian tidak merupakan nilai jual perusahaan tersebut.

Modal Aktif:  menggambarkan bentuk-bentuk dana yang ditanamkan di perusahaan.
Modal Pasif:  menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh.

Rekening Real:  Rekening neraca.
Rekening Nomina:  Rekening L/R.

Temporary Investment:  Bertujuan untuk mencari untung dengan beda kurs.

Long Term Investment:  Bertujuan untuk mencari uang, deviden, bunga pada neraca di aktiva investasi sebagai saham milik perusahaan lain yang dinilai dengan kurs & pada pasiva investment sebagai milik sendiri dinilai dengan nominal.

Capital Receipt:  Penerimaan dari penjualan harga tetap secara insidentil, penerimaan dari penjualan saham, penerimaan karena pengeluaran obligasi.

Revenue Receipt:  Penerimaan dari penjualan barang atau jasa yang bersifat rutin.

Obligasi:  Surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah perusahaan sebagai pihak yang bersedia berhutang yang mempunyai nilai nominal tertentu & kesanggupan membayar bunga secara periodik atas dasar % tertentu yang tetap.

Treasury Stocks [T/S]:  lembar saham yang telah beredar yang kemudian dibeli kembali.

Ciri-ciri T/S:
–          saham tersebut merupakan saham Perseroan Terbatas [PT] yang mengeluarkan sendiri;
–          telah dijual dengan pembayaran piutang;
–          belum pernah dihapus/dibatalkan/dijual kembali.

Metode pencatatan T/S:
  1. Metode Harga Perolehan.
Saat membeli/menarik saham:
T/S                                           xx
            Kas                              xx

Saat dijual kembali di atas harga perolehan:
Kas                                          xx
            T/S                               xx
            Agio Saham                  xx

Saat dijual kembali sama dengan harga perolehan:
Kas                                          xx
            T/S                               xx

Saat dijual kembali di bawah harga perolehan:
Kas                                          xx
Agio Saham                              xx
Retained Earning [R/E] xx
            T/S                               xx

  1. Metode Harga Nominal.
Saat membeli/menarik saham – di atas nilai nominal:
T/S                                           xx
Agio saham                              xx
R/E                                          xx
            Kas                              xx

Saat membeli/menarik saham – di bawah nilai nominal:
T/S                                           xx
            Kas                              xx
            Agio Saham                  xx

Saat dijual kembali – di atas nilai nominal:
Kas                                          xx
            T/S                               xx
            Agio Saham                  xx

Saat dijual kembali – di bawah harga nominal:
Kas                                          xx
Disagio Saham              xx
            T/S                               xx

Deviden:  Laba yang dibagikan kepada pemegang saham, biasanya deviden diambil dari R/E.
R/E:  Akumulasi laba perusahaan yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham berupa deviden.
Common Stock [Saham Biasa]:  Saham yang pemegangnya mempunyai hak memperoleh bagian keuntungan dan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham [RUPS].
Preferred Stock [Saham Preferent]:  Saham yang pemegangnya mempunyai hak utama atas bagian keuntungan dan hak utama dalam likuidasi.
Premium [Agio]:  Saham yang dijual di atas nilai nominal [keuntungan dari saham].

Merger:  Penggabungan badan usaha dengan jalan pemilikan langsung oleh suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain yang digabungkan.

Kosolidasi:  Penggabungan badan usaha di mana di dalam penggabungan tersebut dibentuk perusahaan baru untuk mengambil alih harta milik perusahaan & mengakui hutang dari dua atau lebih perusahaan yang telah ada.

Piutang:  Hak perusahaan untuk menagih sejumlah uang tertentu kepada pelanggan karena akibat dari kegiatan penjualan kredit perusahaan.

Jenis Piutang:
–          Piutang Dagang;
–          Piutang Wesel:  piutang dagang dalam bentuk lebih formal.

Metode Penyisihan Piutang:
  1. Metode Pembentukan Cadangan Piutang:  Metode ini mengestimasikan jumlah dari total piutang yang kemungkinan tidak akan tertagih
Penghapusan Tak Langsung                                        
Beban Piutang Tak Tertagih                              xx
            Penyisihan Piutang Tak Tertagih            xx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih                        xx
            Piutang                                     xx

Jika dapat melunasi:
Piutang Usaha                                                   xx
            Penyisihan Piutang Tak Tertagih            xx
  1. Metode Penghapusan Langsung:  Metode ini baru mengakui adanya piutang setelah meyakini bahwa sejumlah piutang tidak dapat tertagih.
Penghapusan Langsung                                   
Beban Piutang Tak Tertagih                              xx
            Piutang Usaha                                       xx

Jika dapat melunasi selama tahun berjalan:
Kas                                                                  xx
Beban Piutang Tak Tertagih                  xx

Jika dapat melunasi setelah tahun berjalan:
R/E                                                                  xx
Beban Piutang Tak Tertagih                  xx

Surat Promes:  merupakan surat perjanjian bahwa ia akan membayar sejumlah uang tertentu pada periode tertentu.

Diskonto:  menjual wesel tagih sebelum tanggal jatuh tempo di mana akan menerima uang lebih kecil dari yang akan diterimanya pada saat jatuh tempo.

Biaya Piutang Tak Tertagih:  beban yang timbul karena perusahaan meningkatkan penjualan kreditnya, beban ini timbul karena perusahaan tidak mampu menagih piutang dagangnya.


AUDITING

Auditing:  Suatu proses untuk memperoleh bahan bukti dan pengevaluasian yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan memiliki keahlian tertentu untuk menilai apakah L/K suatu perusahaan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dengan tujuan memberikan pendapat terhadap L/K tersebut.

Jenis Audit:
–          Audit L/K:  Pemeriksaan yang meliputi pengevaluasian dan pengumpulan bahan bukti untuk menentukan apakah L/K telah disajikan sesuai PAI;
–          Audit Operasional:  Pemeriksaan yang meliputi pengevaluasian dan pengumpulan bahan bukti mengenai kegiatan operasional perusahaan dengan tujuan mencapai efisiensi & efektif & ekonomi kegiatan perusahaan;
–          Audit Kegiatan:  Pemeriksaan yang meliputi pengevaluasian dan pengumpulan bahan bukti apakah kegiatan financial dan operasi perusahaan telah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Jenis Auditor:
–          Auditor Publik;
–          Auditor Pemerintah;
–          Auditor Pajak;
–          Auditor Intern: yang bekerja pada suatu perusahaan.

Penyebab Resiko Informasi:
–          Hubungan yang dekat antara penerima & pemberi informasi;
–          Sikap yang memihak & motif lain yang melatarbelakangi pemberian info;
–          Data yang berlebihan & transaksi pertukaran yang kompeten.

Jasa Auditor:
–          Jasa Atestasi:  meliputi hak mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan asertasi yang harus dipertanggungjawabkan;
–          Jasa Perpajakan;
–          Jasa Akuntansi Dan Pembukuan.

Konsep Dasar Pemeriksaan Akuntansi:
–          Disclosure:  Pemeriksaan L/K tidak boleh ada data yang disembunyikan;
–          Conservative:  Prinsip untuk menghindari suatu sikap optimisme dalam penyajian L/K.
–          Materiality:  Penting tidaknya suatu masalah tergantung dari sifat dan bobot masalah tersebut;
–          Consistency:  L/K yang disajikan dapat dibandingkan dengan data lain.

Macam-macam Bukti Pemeriksaan:
            –  Pengendalian Intern;                          –  Perbandingan dengan rasio;
            –  Bukti fisik;                                                     –  Bukti dengan spesialis;
            –  Bukti dokumenter;                                         –  Bukti konfirmasi;
            –  Catatan akuntansi;                                         –  Bukti pernyataan tertulis dari manajemen;
            –  Perhitungan;                                                  –  Bukti analitikal
            –  Bukti lisan.

Norma Pemeriksaan Akuntansi:  Ukuran mutu pekerjaan akuntansi dalam rangka memeriksa L/K yang disusun oleh IAI.
  1. Norma Umum (Standar Umum)
–          Audit dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian & pelatihan
–          Sikap Independensi harus dipertahankan
–          Pelaksanaan dan penyusunan audit harus dilakukan dengan cermat dan teliti
  1. Norma Pekerjaan Lapangan (Standar Pekerjaan Lapangan)
–          Pekerjaan direncanakan dengan sebaik-baiknya dan sistem harus diawasi
–          Internal Control harus dipahami
–          Bukti diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan untuk menyatakan pendapat
  1. Norma Pelaporan (Standar Pelaporan)
–          Laporan audit disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
–          Laporan audit harus dalam keadaan konsisten dengan L/K dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi keuangan yang diterapkan dalam periode sebelumnya
–          Pengungkapan informative dianggap sudah memadai kecuali dinyatakan lain
–          Laporan audit memuat pernyataan pendapat

Tahap Audit:
–          merencanakan dan merancang pendekatan sistem;
–          melakukan pengujian, pengendalian, dan transaksi;
–          melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo;
–          menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

Material:  Salah saji dalam L/K dapat dianggap material jika salah saji tersebut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan (Keputusan pemakai L/K yang rasional).

Jenis Laporan:

  1. Unqualified (pendapat wajar tanpa pengecualian):  Auditor merasa yakin bahwa L/K telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi & mencakup Laporan L/R, Owners Equity Statement, Balance Sheet, dan Laporan Arus Kas.  [tidak material]
  2. Qualified (pendapat wajar dengan pengecualian):  Auditor merasa yakin bahwa L/K telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi kecuali pada pos-pos tertentu.  [material]
  3. Adverse (pendapat tidak wajar):  Auditor merasa yakin bahwa terdapat salah saji dalam penyajian L/K.  [sangat material]
  4. Disclaimer (tidak memberikan pendapat):  Auditor tidak dapat yakin bahwa L/K telah disajikan secara wajar.  [sangat material]

Bagian Dari Laporan Audit:
–          Alamat external audit;
–          Judul;
–          Alamat;
–          Paragraf pendahuluan;
–          Paragraf ruang lingkup audit;
–          Paragraf pelaporan;
–          Nama jelas, tanda tangan dan nomor registrasi;
–          Tanggal laporan.

Perbedaan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan:
–          Pembatasan lingkup audit (auditor tidak bebas, ada unsur tidak yakin);
–          L/K disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;
–          Auditor tidak independent.

Kepastian (-):  tidak layak untuk menyertakan dalam laporan audit suatu komentar yang bertolak belakang dari pendapat auditor.

Tujuan Pemeriksaan Bahan Bukti:
–          untuk menentukan bahwa bukti tersebut disetujui dan disahkan dengan tepat;
–          untuk menentukan kebenaran dari bukti tersebut;
–          untuk memeriksa jumlah yang tertera pada bukti;
–          untuk memeriksa ketepatan pembukuan dari bukti.

Kertas Kerja Pemeriksaan [KKP]:  Catatan yang dibuat, dikumpulkan dan disimpan oleh akuntan publik mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, keterangan yang diperolehnya dan kesimpulan yang ditariknya sehubungan dengan pemeriksaannya.

Tujuan KKP:  untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan  sesuai dengan standar auditing yang telah ditetapkan IAI.

Manfaat KKP:
–          dasar untuk perencanaan audit;
–          catatan bahan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian;
–          data untuk menyediakan audit jenis yang pantas;
–          menyediakan data untuk keperluan referensi.

Jenis KKP:  L/K & daftar.

Syarat KKP yang baik:
–          Lengkap (berisi info pokok, tidak memerlukan penjelasan tambahan);
–          Bebas dari kesalahan baik hitung maupun penyajian;
–          Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional;
–          Sistematis, bersih, rapih, & mudah diikuti;
–          memuat hal-hal penting yang berkaitan dengan audit;
–          mempunyai tujuan jelas.

Pengendalian Intern:  meliputi rencana organisasi & semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaannya, menguji ketepatan & sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya.

Unsur Pengendalian Intern:
–          Adanya struktur organisasi;
–          Adanya wewenang dan sistem pembukuan yang memadai;
–          Praktek yang sehat;
–          Pegawai yang kompeten.

Fungsi Pengendalian Intern:
–          mengamankan harta dan kekayaan perusahaan dari pemborosan & kecurangan serta ketidak efisienan;
–          meningkatkan ketelitian & dapat dipercayainya data akuntansi;
–          mendorong ditaatinya & dilaksanakannya kebijakan perusahaan;
–          meningkatkan efisiensi.

Tujuan Memahami Sistem Pengendalian Intern [SPI]:
–          untuk mengukur memadai tidaknya sistem kontrol yang berlaku sebagai salah satu dasar untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai L/K secara keseluruhan;
–          untuk membantu auditor sebagai dasar pembuktian adanya kelemahan/kekuatan pelaksanaan Internal Control [IC];
–          sebagai petunjuk mengenai luas pemeriksaan apakah perlu mendetail atau tidak;
–          sebagai dasar memberikan rekomendasi yang mungkin diperlukan supaya IC lebih sempurna.

Management Letter:  Surat yang dibuat oleh auditor & dilampirkan pada laporan audit, di mana berisikan temuan-temuan serta kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan IC dari perusahaan yang diaudit serta saran-saran perbaikan.

Allowance for Bad Debt:  Cukup tidaknya perkiraan penyisihan piutang tak tertagih.

Audit Program:  Rencana kerja yang disusun secara terperinci dan melakukan pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya.

Audit Test:
–          Analitik:  dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antar data;
–          Kepatuhan:  untuk mengetahui ketaatan terhadap peraturan perusahaan;
–          Substantif:  mengetahui kesalahan dalam perhitungan yang secara langsung mempengaruhi saldo L/K.

Subsequent Event:  Kejadian penting yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi kejadian tersebut sebelum laporan audit diserahkan di mana memiliki pengaruh terhadap L/K yang diperiksa sehingga harus dimasukkan ke dalam laporan audit. Contoh:  Perusahaan memiliki debitur yang cukup besar & debitur tersebut bangkrut, maka akan mempengaruhi nilai piutang dagang & harus diadjust.

Lapping:  Penggelapan yang dilakukan dengan cara pengunduran pencatatan kas.
Cara mengatasi lapping:
–          harus ada pemisahan tugas antara pencatatan & penerimaan uang;
–          membandingkan penerimaan kas dengan perkiraan pelanggan;
–          konfirmasi para pelanggan;
–          membandingkan deposito bank dengan duplikat deposito bank.

Kitting:  manipulasi cek di bank dengan memanfaatkan periode tertentu yang melibatkan dua bank.
Cara mengatasi lapping:  Periksa apakah pembayaran dengan cek telah dibukukan sesuai tanggal pembuatan cek tersebut.

Window Dressing:  suatu keadaan di mana jumlah yang tercantum di dalam L/K tidak menunjukkan jumlah yang sebenarnya.

Hubungan sistem dengan internal control:  sisterm yang disusun dalam suatu perusahaan harus memperhitungkan segi pengendalian intern guna terwujudnya IC yang baik.

Tanggung Jawab Auditor:  merencanakan & melaksanakan audit sesuai GAAS/NPA untuk menemukan kesalahan, pelanggaran peraturan, pelanggaran hukum yang cukup material yang dilakukan oleh perusahaan yang diperiksa.

Macam-macam Resiko Audit:
–          Resiko penemuan yang direncanakan:  resiko bahwa bahan bukti yang dikumpulkan dalam segment gagal menemukan kekeliruan;
–          Resiko bawaan:  resiko yang timbul dengan asumsi tidak ada pengendalian intern;
–          Resiko pengendalian:  kemungkinan adanya kekeliruan yang tak tercegah oleh pengendalian intern klien;
–          Resiko yang dapat diterima:  ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa L/K salah saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat telah diberikan.


AKUNTANSI BIAYA & AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi Biaya:  suatu proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan.

Akuntansi Manajemen:  Penyajian informasi untuk para manajemen guna perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan.

Penggolongan Biaya:
  1. Biaya atas dasar Obyek Pengeluaran yaitu biaya digolongkan sesuai dengan pengeluarannya.  Contoh:  Biaya iklan dan biaya bahan baku.
  2. Biaya atas dasar Fungsi Pokok
–          Biaya produksi;
–          Biaya administrasi & umum;
–          Biaya pemasaran.
  1. Biaya atas dasar Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai
–          Biaya langsung:  biaya yang digunakan untuk kegiatan utama perusahaan;
–          Biaya tak langsung:  biaya yang digunakan untuk di luar kegiatan utama perusahaan.
  1. Biaya atas dasar Perilaku Biaya
–          Biaya variabel:  biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional mengikuti volume produksi;
–          Biaya tetap:  biaya yang jumlah totalnya tetap meskipun terdapat perubahan volume kegiatan;
–          Biaya semivariabel:  biaya yang mengandung unsur tetap dan variabel.
  1. Biaya atas dasar Waktu
–          Pengeluaran modal:  biaya-biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi;
–          Pengeluaran penghasilan:  biaya yang hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi di mana biaya tersebut terjadi.

Metode pengumpulan biaya produksi:
–          Job Order Cost:  suatu metode di mana biaya-biaya dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu yang dapat ditentukan identitasnya & kemudian ditentukan harga pokok secara individual (dengan actual/sebenarnya);
–          Process Costing:  metode ini membebankan biaya pokok produksi selama periode tertentu kepada kegiatan produksi kemudian membaginya sama rata produk yang dihasilkan dalam periode tersebut (dengan taksiran).

Perbedaan
  Process Costing Job Order Costing
Proses pengolahan produksi terus-menerus terputus-putus
Produk yang dihasilkan standar tergantung pada pesanan
Produk ditujukan untuk mengisi gudang memenuhi pesanan
Biaya produksi dikumpulkan tiap periode tiap pesanan
Harga pokok satuan dihitung akhir periode pesanan selesai

Prime Cost  =  DM  +  DL
Conversion Cost  =  DL  +  FOH

Relevant Cost:  Biaya yang patut diperhitungkan dalam analisa pengambilan keputusan & untuk masa yang akan datang.
Differential Cost:  Biaya yang berbeda karena memilih satu alternatif daripada tidak memilih alternatif & untuk saat sekarang.

Out of Pocket Cost:  Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang akibat adanya pengambilan keputusan oleh manjemen.  Contoh:  pembelian aktiva tetap.
Out of Pocket Expense:  Beban yang dikeluarkan akibat dari suatu kegiatan, jika tidak ada kegiatan tersebut maka beban itu tidak akan timbul.

Sunk Cost:  Biaya yang terjadi sebagai akibat dari keputusan di masa lalu.  Contoh:  Depresiasi.
Opportunity Cost:  Keuntungan yang terpaksa dilepas karena dipilihnya suatu alternatif tertentu & juga dilepaskannya alternatif lain.

Manufacturing Expense terdiri dari:
–          Direct Material:  meliputi semua bahan mentah yang secara langsung digunakan dalam proses produksi;
–          Direct Labor:  meliputi tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi;
–          FOH:  meliputi biaya-biaya yang secara tidak langsung digunakan dalam proses produksi.
Biaya Overhead menggunakan tarif karena banyak unsure dari overhead yang berkaitan dengan periode yang berbeda.

Standar Cost (biaya standar):  Biaya yang direncanakan bagi suatu barang produksi untuk kegiatan perusahaan sekarang atau yang akan datang.

Tujuan penetapan biaya standar:
–          menetapkan anggaran
–          mengendalikan biaya, mengarahkan, dan mengukur efisiensi
–          penghematan biaya;
–          menetapkan dasar-dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.

Metode Harga Standar:  Taksiran biaya yang terjadi di masa yang akan datang.

Jenis standar dalam standar cost:
–          standar normal:  taksiran biaya yang akan datang dalam keadaan ekonomi kegiatan yang normal;
–          standar teoritis:  standar yang ketat dalam pelaksanaannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai;
–          rata-rata biaya waktu yang lalu untuk menghitung biaya produksi yang telah lalu.

Kelemahan Standar Cost:  Kaku dan tidak flexibel karena jarang diadakan perbaikan.

Guna Analisa Variance:  sebagai alat penilai tanggung jawab biaya & sebagai alat untuk tindakan perbaikan.

Standar Biaya Material:
–          Material Quantity Variance  =  (AQ – SQ) x SP
–          Material Purchase Variance  =  (AP – SP) x AQ

Standar Upah Buruh:
–          Labor Efficiency Variance  =  (AQ – SQ) x SP
–          Labor Rate Variance  =  (AP – SP) x AQ

Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan [HPP]:
–          Full Costing:  penentuan metode HPP yang membebankan seluruh biaya produksi baik tetap maupun variabel;
–          Direct Costing:  penentuan metode HPP yang hanya membebankan biaya variabel saja ke dalam HPP.

Manfaat Direct Costing:  Perencanaan laba, pengawasan, membuat keputusan.
Kelemahan Direct Costing:  Sulit memisahkan biaya variable dan tetap, tidak diakui PAI, mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah..

Unsur-unsur Cost:  material, labor, overhead.

Estimated Cost:  biaya yang ditentukan di muka sebelum dilakukan proses produksi.

Joint Product:  dua atau lebih produk yang diproduksi secara bersama-sama dan mempunyai nilai jual relatif sama.

Joint Product Cost:  biaya yang digunakan dari mulai bahan baku diolah sampai dipisahkan menurut identitasnya.  Contoh:  Penggilingan gabah.

By Product:  dua atau lebih produk yang diproduksi secara bersama-sama dan mempunyai nilai jual yang berbeda.

Co Product:  dua atau lebih produk yang diproduksi secara bersama-sama tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama (tidak berasal dari bahan baku yang sama).

Re-order Point:  Saat di mana harus dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang diperlukan.

Budget:  Suatu rencana tertulis dalam bentuk angka mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang (biasanya dalam satuan uang).

Kegunaan Budget [Anggaran]:
–          hasil yang diharapkan dapat diproyeksikan terlebih dahulu sebelum rencana tersebut dijalankan, sehingga jika terdapat berbagai alternatif manjemen dapat memilih mana yang lebih baik;
–          dapat digunakan sebagai patokan untuk prestasi.

Tujuan Budget:
–          untuk perencanaan;
–          sebagai koordinasi di berbagai bidang;
–          sebagai dasar pengawasan biaya.

Macam-macam Budget:
–          Appropriation budget:  memberikan batas/jumlah maksimal dari pengeluaran yang boleh dikeluarkan.  Contoh:  APBN;
–          Performance budget:  budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas, & proyek;
–          Fixed budget:  budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan selama waktu tertentu;
–          Flexible budget:  merupakan sebuah deret dari beberapa fixed budget masing-masing untuk tingkat yang berlainan.

Jenis Anggaran:
  1. Anggaran operasi
–          Anggaran biaya;
–          Anggaran investasi;
–          Anggaran kas;
–          Anggaran L/K.
  1. Anggaran Keuangan

Sistem anggaran yang komprehensif meliputi:
–          Anggaran penjualan;
–          Anggaran produksi;
–          Anggaran pembelian;
–          Anggaran kas;
–          Anggaran L/K
–          Anggaran investasi.

Biaya Actual:  Biaya yang sebenarnya terjadi dalam proses produksi suatu produk.

Bentuk Laporan L/R:  Multiple Step (bentuk bertahap) dan Single Step (berntuk langsung).

Multiple Step

Pendapatan usaha                                                                                 xx
Pendapatan lain-lain                                                                              xx
Beban produksi
Biaya material                                       xx
Biaya tenaga kerja langsung                  xx
Biaya overhead                         xx
Total beban produksi                                                    xx                   
Persediaan barang dalam proses (awal)             xx
Persediaan barang dalam proses (akhir)                      (xx)
Harga pokok produksi                                                  xx
Persediaan barang jadi (awal)                                       xx
Barang tersedia untuk dijual                                          xx
Persediaan barang jadi (akhir)                           xx
Cost of Goods Sold (COGS)                                                              (xx)
Laba kotor                                                                                           xx
Biaya operasional (Penjualan & administrasi)                            (xx)
Laba operasi                                                                                        xx
Pendapatan & beban lain-lain                                                                xx
Laba sebelum pajak                                                                              xx


SKRIPSI

Menurut Usry & Hammer, perencanaan laba merupakan proses membangun terhadap rencana operasional yang menjadi sasaran utama & tujuan utama perusahaan yang ditujukan kepada sasaran akhir organisasi.

Menurut Mulyadi, analisa hubungan CVP merupakan tehnik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

Marjin kontribusi:  merupakan selisih pendapatan penjualan setelah dikurangi biaya variabel yang digunakan untuk menutupi biaya tetap sebelum diperoleh laba bersih.

Menurut Welsch Hilton & Gordon terdapat dua jenis rencana laba:
–          Rencana laba strategi [jangka panjang]:  gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan biasanya luas dan umum mencakup periode dua atau tiga tahun ke depan;
–          Rencana laba taktis [jangka pendek]:  gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan biasanya sempit, mencakup selama satu tahun yang akan datang.

Menurut RA Supriyono rencana laba adalah selisih penghasilan penjualan di atas semua biaya dalam periode akuntansi tertentu, oleh karena itu laba untuk periode akuntansi berhubungan dengan perencanaan atas penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Menurut Usry & Hammer terdapat tiga prosendur dalam penetapan sasaran laba:
–          A priari method:  sasaran laba ditetapkan terlebih dahulu sebelum perencanaan;
–          A pasteriori method:  sasaran laba ditetapkan setelah perencanaan sehingga sasaran tersebut merupakan hasil perencanaan;
–          Pragmatic method:  di mana manajemen menggunakan standar-standar laba tertentu yang telah teruji secara empiris dan didukung oleh pengalaman.

Menurut Usry & Hammer keuntungan dan kelemahan rencana laba:
–          Memberikan pendekatan dalam pemecahan masalah;
–          Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada tujuan perusahaan;
–          Merangsang peran serta & mengkoordinasi rencana operasional berbagai segmen;
–          Mengkoordinasi & mempertemukan semua upaya perusahaan;
–          Berperan sebagai tolok ukur untuk mengukur hasil kegiatan

kelemahan:
–          Peramalan & perkiraan bukanlah ilmu pasti sehingga dalam penyusunan anggaran akan terdapat sejumlah pertimbangan tertentu;
–          Anggaran dapat mengikat manajer pada sasaran tertentu yang tidak sesuai dengan dengan tujuan perusahaan;
–          Perencanaan laba memerlukan kerja sama & peran serta dari seluruh anggota manajemen;
–          Budget system justru akan menghambat, jika hal tersebut mendorong seseorang untuk mengambil tindakan yang tidak memberikan hasil yang terbaik bagi organisasi;
–          Perencanaan laba tidaklah mengambil alih peranan bagian administrasi;
–          Pelaksanaan rencana memerlukan waktu.

Stand by Method [biaya berjaga]:  menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan jika perusahaan ditutup untuk sementara, produksi = 0.

Menurut Usry & Hammer terdapat tiga metode pemisahan biaya:
–          High and low point methode:  metode ini menggunakan total biaya tertinggi & terendah berdasarkan biaya histories sebagai dasar untuk mengestimasi biaya variable per unit & total biaya tetap dari biaya semi variabel;
–          Statistical scattered graph method:  biaya tetap& biaya variabel per unit dipisahkan dengan merefleksikan data historis yang ada ke dalam suatu grafik;
–          Least square method:  metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya & volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan y = a + bx di mana y merupakan variabel tidak bebas, perubahannya ditentukan oleh variabel x yang merupakan variabel bebas.

Menurut IAI, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas ekonomi perusahaan yang mengakibatkan menambah equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Usry & Hammer menjelaskan volume berhubungan dengan kapasitas, fihak manajemen mencoba untuk mencapai jumlah volume sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.  Atas dasar kapasitas yang diharapkan maka pembebanan biaya yang telah ditentukan dapat disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan.

Penentuan Kapasitas (Usry & Hammer)
–          Theoritical capacity:  kapasitas untuk memproduksi penuh tanpa berhenti;
–          Practical capacity:  kapasitas yang disesuaikan dengan allowance atas dasar pertimbangan akan munculnya hambatan dalam berproduksi;
–          Expected actual capacity:  kapasitas yang didasarkan atas pandangan jangka pendek, digunakan oleh perusahaan yang memproduksi secara musiman dan perubahan pasar;
–          Normal capacity:  kemampuan perusahaan untuk memproduksi & menjual produknya dalam jangka panjang serta dapat dihitung dan diperkirakan berapa besar volume & biayanya.

Analisis Impas:  memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar tidak mengalami kerugian.  Analisis impas merupakan bentuk analisis CPV [Cost-Profit-Volume]  karena untuk mengetahui impas maupun margin of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan CPV.

Hubungan antara CPV dipengaruhi oleh 5 faktor (Mulyadi)
–          Harga jual per unit;
–          Biaya variabel per unit;
–          Total biaya tetap;
–          Volume penjualan;
–          Komposisi produk yang dijual.

Analisis CPV adalah suatu tehnik bagi manajemen dalam menghitung dan mengetahui dampak perubahan harga jual, volume penjualan, biaya variabel, serta biaya tetap dan untuk membantu manajemen dalam melakukan perencanaan laba jangka pendek.

Anggapan yang mendasari analisis impas (Mulyadi):
  1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan, total biaya tetap akan selalu tetap konstan dan biaya variabel berubah secara proporsional mengikuti perubahan volume produksi;
  2. Harga jual produk dianggap tidak berubah pada berbagai tingkat kegiatan.  Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan maka dilakukan penururnan harga jual atau memberikan potongan harga, maka hal ini akan mempengaruhi analisa CPV.
  3. Kapasitas pabrik dianggap tetap konstan.  Penambahan fasilitas produksi akan mengakibatkan penambahan biaya tetap & akan mempengaruhi hubungan CPV.
  4. Harga faktor produksi dianggap tidak berubah.  Jika harga bahan baku & tarif upah menyimpang dari yang telah direncanakan maka hal ini akan mempengaruhi hubungan CPV.
  5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah, apabila terjadi penghematan biaya karena penggunaan bahan pengganti yang harganya lebih rendah/perubahana metode produksi maka hal ini akan mempengaruhi hubungan CPV.
  6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
  7. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.  Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk yang memiliki volume penjualan yang sama tetapi komposisinya berbeda maka hal ini akan mempengaruhi CPV.
  8. Di antara anggapan tersebut yang paling pokok adalah Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

Perusahaan dapat tidak mencapai BEP jika kapasitas produksi sudah mencapai maksimum, biaya tetap besar, menanggulanginya dengan menambah modal baru.

Perusahaan dapat mencapai 2 BEP jika terdapat perubahan biaya tetap, perubahan biaya variabel per unit, perubahan harga jual, dan perubahan komposisi penjualan.

Tujuan analisis CPV adalah untuk menentukan tingkat penjualan dan untuk melakukan ekspansi usaha, serta untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.

(Charles T. Hongren) Dalam proses penyusunan anggaran, laporan L/R yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang diajukan oleh manajemen menengah karena pengambilan keputusan jangka pendek umumnya menyangkut/mengakibatkan penambahan atau pengurangan volume kegiatan, maka biaya yang dipisahkan menurut perilakunya akan membantu manajemen.

Hubungan dengan analisis CPV dihadapkan pada hubungan akuntasi [Mulyadi]:
Laba  =  Penjualan total – (BV/unit + BT)
Penjualan total  =  Total BT + BV/unit

Impas:  suatu keadaan perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biaya atau besarnya laba kontribusi sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba juga tidak mendapatkan untung.

Metode yang digunakan dlam menentukan impas [Kertas]

Batas Keamanan (Margin of safety) [Mulyadi]:  Kelebihan penjualan dianggarkan di atas penjualan pada titik impas, batas keamanan menunjukkan seberapa besar penjualan boleh turun tetapi perusahaan belum menderita rugi.  Dinyatakan dalam persentase (batas keamanan : penjualan yang dianggarkan).

[Mulyadi]  Volume penjualan  =  (BT + Laba yang diinginkan) : CM.
[CM  =  Penjualan – BV]

Controllership:  Suatu disiplin ilmu akuntansi yang membahas tentang penerapan prinsip perencanaan, pengawasan dalam arti luas serta penilaian praktis akuntansi dan pemberian informasi mengenai analisa tentang perkiraan di masa depan delam meningkatkan efisiensi perusahaan.

Unsur-unsur Pengendalian Manajemen
  1. Detektor;
  2. Selektor;
  3. Efektor;
  4. Komunikator.

Fungsi manajemen:  Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

Pusat Pertanggungjawaban:  Unit kerja yang dipimpin oleh orang yang memegang tanggung jawab.
–          Pusat Pendapatan, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas pendapatan.
–          Pusat Biaya, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas biaya.
–          Pusat Laba, Pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas laba.  Pusat Laba dibagi 3 yaitu Laba Penuh, Laba Semu, dan Laba Murni.
–          Pusat Investasi, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas laba.

Transfer Pricing:  salah satu bentuk rekayasa keuangan yang tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan.

Dasar penetapan Transfer Pricing:
–          Metode biaya, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan berdasarkan Cost;
–          Metode market, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan berdasarkan harga pasar;
–          Metode nogosiasi, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan oleh negosiasi antar pusat laba yang bertransaksi;
–          Metode arbitrasi, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan berdasarkan interaksi antar pusat laba dengan tingkat harga yang dianggap optimal bagi kepentingan perusahaan..

Perencanaan:  Proses mengkaji mengenai apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Akuntabilitas:  Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atas tindakan perusahaan, seseorang, badan hokum, pimpinan kepada fihak yang berwenang yang meminta pertanggungjawaban.

Kinerja:  Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi.

AKUNTANSI PEMERINTAH

Sifat akuntansi pemerintah meliputi:  struktur pemerintah, sumber daya, sistem politik.

Perbedaan akuntansi pemerintah dan akuntansi komersial:  Akuntansi pemerintah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.  Tidak perlu membuat laporan L/R harus mengikuti perundang-undangan, bersifat kaku.