Rabu, 29 Juni 2016

PERDAMAIAN

Definisi

Hasil gambar untuk pigeon wing
Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengizinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.
Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.

Ketiadaan perang

Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah ketiadaan perang. (bahasa Roma kuno untuk damai adalah Pax yang didefinisikan sebagai Absentia Belli, ketiadaan perang). Dengan definisi seperti ini, kita dapat menganggap Congo, Sudan, dan mungkin Korea Utara dalam keadaan damai karena mereka tidak sedang berperang dengan musuh dari luar.
Dan lagi, dengan definisi ini, kita sekarang tinggal di zaman dunia damai, tanpa perang aktif antara negara-negara. Perawatan perdamaian yang lama antar negara merupakan kesuksesan besar dari PBB. Damai dapat terjadi secara sukarela, di mana peserta perang memilih untuk tidak masuk dalam keributan, atau dapat dipaksa, dengan menekan siapa yang menyebabkan gangguan.
Kenetralan yang kuat telah membuat Swiss terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Swedia sekarang ini memiliki sejarah perdamaian yang berkelanjutan terlama. Sejak invasi 1814 Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan kekerasan gaya-militer.

Ketiadaan kekerasan atau Setan; Keberadaan keadilan

Membatasi konsep perdamaian hanya kepada ketiadaan perang internasional hanya menutupi genocide, terorisme, dan kekerasan lainnya yang terjadi dalam negara. Hanya sedikit yang menggambarkan genocide yang terjadi di Kongo pada 1890-an sebagai sebuah contoh damai. Beberapa, oleh karena itu, mendefinisikan 'damai' sebagai ketiadaan kekerasan: tidak hanya ketiadaan perang, tapi juga ketiadaan setan (evil). (Tentu saja hal ini bertentangan dengan ajaran islam bahwa jin (termasuk setan) akan terus ada sampai dunia kiamat).
Dan banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya ketiadaan dari kejadian sosial yang tragis. Dari sudut pandang ini, perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan tapi juga kehadiran keadilan, seperti yang digambarkan oleh Martin Luther King, Jr.. Dalam konsepsi ini, sebuah masyarakat di mana suatu grup ditekan oleh grup lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian, karena penekanan ini juga merupakan bagian dari setan.

Perdamaian jamak

Beberapa pemikir perdamaian memilih membuat ide damai tunggal; dan mendorong ide banyak arti dari damai. Mereka berpikir tidak ada definisi tunggal yang benar tentang damai; damai, harus dilihat sebagai sesuatu yang jamak.
Contohnya, di Wilayah Danau Besar Afrika, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya, dan juga kosmos. Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti "ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan".
Banyak pemikir yang sama juga mengkritik ide damai sebagai harapan dan yang akan terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus sesuatu yang manusia harus capai "suatu hari". Mereka menganggap bahwa damai hadir, bila kita menciptakan dan mengembangkannya dalam cara yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara terus menerus.

Damai dan tenang


Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang - ketiadaan gangguan atau godaan.
Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan desa; oleh karena itu muncul istilah 'damai dan tenang'.

Damai dalam diri

Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan.

Apakah kekerasan diperlukan?

Ada banyak pandangan yang menganggap apakah kekerasan dan perang dibutuhkan. Pengikut Jainisme, berusaha untuk tidak melakukan penderitaan bahkan kepada hewan dan pasifis seperti Anarkis Kristen melihat segala kekerasan sebagai penahanan-diri. Kelompok lainnya memiliki pendirian mereka sendiri yang bermacam-macam.

Contoh sejarah

Propaganda Sekutu menyebut Perang Besar di Eropa sebagai "perang untuk mengakhiri segala perang." Meskipun Sekutu menang perang, Perjanjian 'Damai' Versailles yang dihasilkan hanya meratakan jalan untuk Perang Dunia II yang lebih berdarah. Sebelum kemenangan Sekutu, Bolshevik menjanjikan rakyat Rusia "damai, tanah, dan roti". Meskipun mengakhiri perang melawan Blok Sentral yang membawa bencana, Vladimir Lenin menjagal jutaan rakyat untuk mengkonsolidasi kekuatannya, dan penggantinya Josef Stalin malah menyebabkan terjadinya horor pada penduduk Rusia. Kegagalan tersebut mencerminkan masalah menggunakan perang dalam usaha mencapai perdamaian .
Penganjur teori demokrasi damai mengklaim menegaskan adanya bukti empiris bahwa demokrasi (hampir) tidak pernah menimbulkan perang satu sama lain. Banyak bangsa yang menjadi demokratis sejak Revolusi Industri. Perdamaian dunia menjadi mungkin jika tren ini berlanjut.

Pencipta perdamaian

Pencipta perdamaian adalah tokoh yang mengatasi kekerasan dan konflik yang dihadapi melalui kepemimpinan dan visi   untuk mencapai perdamaian.

Penghargaan Perdamaian Nobel

Penghargaan Nobel Perdamaian dianugerahkan setiap tahun untuk tokoh terkemuka, umumnya pencipta perdamaian dan visioner yang telah mengatasi lingkaran setan kekerasan, konflik, atau penindasan melalui kepemimpinan moralnya, namun yang menimbulkan kontroversi, banyak mantan penghasut perang yang dipercaya membawa dunia mendekati akhir keadaan tersebut melalui pemberian istimewa dalam mencoba mencapai perdamaian.
Di bawah ini adalah sebagian daftar penerima Nobel Perdamaian yang dianggap kontroversial oleh sebagian pihak:

  • Theodore Roosevelt (1906);
  • Martin Luther King, Jr. (1964);
  • Henry Kissinger dan Le Duc Tho (1973);
  • Anwar Sadat (1978);
  • Mother Teresa (1979);
  • Nelson Mandela dan Frederik Willem de Klerk (1993);
  • Yasser Arafat, Shimon Peres dan Yitzhak Rabin (1994);
  • John Hume dan David Trimble (1998);
  • Wangari Maathai (2004).

Negara Paling Damai ?

Islandia kembali menjadi negara paling damai di dunia, berdasarkan studi Global Peace Index 2015 yang dilakukan oleh Institute for Economics and Peace. Sementara Indonesia berada di posisi 46 dari 162 negara.

Diberitakan CNN Indonesia (26/6), Islandia berada di ranking tertinggi berdasarkan beberapa kriteria, yaitu tingkat kejahatan kriminal, keterlibatan dalam konflik dan tingkat militerisasi. Islandia juga disebut memiliki demokrasi yang stabil dengan politik yang nyaris tanpa kisruh.

Enam dari 10 negara paling aman di dunia berasal dari Eropa. Berturut-turut 10 besar adalah Islandia, Denmark, Austria, Selandia Baru, Swiss, Finlandia, Kanada, Jepang, Australia dan Republik Ceko.

"Eropa mempertahankan posisi sebagai wilayah paling aman di dunia didukung oleh sedikitnya jumlah konflik eksternal dan domestik," tulis laporan tersebut.

Negara Eropa yang terjerembab ke ranking bawah adalah Ukraina yang saat ini terlibat konflik internal dan eksternal dengan Rusia. Ukraina menempati ranking 150 dan Rusia 152. Tahun lalu, Ukraina ada di rangking 141.

Suriah yang masih berkecamuk perang menempati posisi bontot, ke-164, disusul oleh Irak yang sebagian wilayahnya dikuasai oleh militan ISIS. Berturut-turut sepuluh besar negara paling tidak damai di dunia adalah Suriah, Irak, Afghanistan, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, Somalia, Sudan, Republik Demokrasi Kongo, Pakistan, dan Korea Utara.

Amerika Serikat menempati posisi ke-94, mendapatkan nilai buruk untuk militerisasi, pembunuhan dan ketakutan akan kekerasan di dalam negeri. Namun ranking ini naik dari tahun sebelumnya, yaitu 101.

Posisi Indonesia

Ranking Indonesia dalam studi tahun ini naik dari posisi 54 di tahun lalu menjadi 46 di tahun 2015. Di tingkat Asia, Indonesia menempati posisi ke-10, setelah Selandia Baru, Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, Taiwan, Laos, Korea Selatan, dan Mongolia.

Naiknya ranking Indonesia disebut sebagai hasil dari penurunan tingkat kekerasan dan dampak terorisme. Dalam hal ini, Indonesia disebut sebagai negara paling pesat peningkatannya di kawasan Asia.

Indonesia mengalami peningkatan terbesar pada rata-rata global di tujuh dari delapan faktor perdamaian positif.                                                                                                                      

Damai Dalam Perspektif Agama

ISLAM merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Swt sejak manusia pertama diciptakan, yaitu Nabi Adam as. Islam tidak langsung diturunkan secara utuh kepada umatnya, melainkan diturunkan secara bertahap melalui wahyu-wahyu ataupun kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para Nabi dan RasulNya hingga pada masa kerasulan  Muhammad saw.
Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk, dan patuh. Islam adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu sailama yang di-masdar-kan menjadi islaman yang berarti damai. Islam disebut sebagai agama rahmatan lil alamin, sebagaimana firman Allah Swt: “Dan tiadalah mengutus kamu (ya Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107).  Dalam kaitan itu, Allah Swt menciptakan manusia dengan tingkat keragaman yang cukup unik, mulai dari warna kulit, bentuk rambut, bentuk hidung, maupun postur tubuh. Demikian pula dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial, manusia terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Tetapi perbedaan itu bukan untuk saling bersaing, justru sebaliknya, untuk saling bersanding satu sama lain.
Di sini diperlukan adanya rambu-rambu atau pedoman dalam hidup bermasyarakat agar tidak membeda-bedakan antara manusia tanpa adanya suatu diskriminasi oleh individu atau sekelompok orang tertentu. Oleh sebab itu Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam) mengajarkan kepada umatnya untuk mencintai sesama, tanpa membeda-bedakan agama dan golongan agar tercipta kerukunan dan kedamaian.
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Islam tidak memberi hak-hak istimewa bagi seseorang atau golongan lainnya, baik dalam bidang kerohanian, maupun dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan masyarakat, dan masyarakat mempunyai kewajiban bersama atas kesejahteraan setiap anggotanya. Islam menentang setiap bentuk diskriminasi, baik diskriminasi secara keturunan, maupun karena warna kulit, kesukuan, kebangsaan, kekayaan dan lainnya. Sabda Nabi saw: “Tidak beriman seorang kamu sehingga kamu mencintai saudaramu sebagaimana mencintai dirimu sendiri.”

 Membangun ukhuwah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Manusia yang baik adalah manusia yang bisa menjalin dan mempererat persaudaraan (ukhuwah) antarsesama manusia, yaitu: Pertama, ukhuwah Islamiyah, yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar agama (Islam) baik dalam skala lokal maupun global sebagaimana firman Allah Swt: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara, oleh karena itu pereratlah simpul persaudaraan diantara kamu dan bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat:0).

Kedua, ukhuwah wathaniyyah, yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kebangsaan, tanpa membedakan agama, suku, warna kulit, adat istiadat, budaya, dan aspek-aspek kekhususan lainnya, seperti ungkapan Rasulullah dalam satu sabdanya: “Hubbul wathan minal iman (Cinta sesama saudara setanah air termasuk sebagian dari iman)”.                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar