Melihat Tulisanmu,
Menjadikan aku pemula yang pemalu.
Keresahanku masihlah baru,
Tapi rasamu sungguh terasa syahdu,
Terdengar lembut dan sendu,
Tiada satupun yang menganggu .
Bagai pakaian yang masih baru .
menjamah hati dengan suara merdu,
ah aku terpaku padamu
Betapa lemah sang diri,
Lebih memilih untuk lari
Dibanding mencari solusi,
Bagai bermain tali temali, dan melukai jari-jemari
Bagai dihakimi diatas kursi pesakitan,
aku punya luka menyakitkan,
Sungguh waktu terasa membosankan,
hingga tiba cinta itu datang,
penuh dengan hal yang merumitkan,
Bagai pengemis yang ada di jalanan,
Mencoba mencari pelampiasan,
tapi hanya menemukan kesiasiaan.
Menguasai diri terasa menyulitkan,
Mencoba memisahkan diri dikejauhan.
Tak terlihat terasa kehampaan.
Sakitnya sulit untuk disembuhkan.
Dengarlah suara jeritan,
biar angin yang akan menyampaikan,
Meskipun tiada orang yang akan mendengarkan,
meski Tak ada gambaran yang terlukiskan
Akan kutulis dalam sebuah goresan.
Ini Mengkhawatirkan.
Karena terkadang manusia paling diam
adalah yang paling membutuhkan perhatian
Bagai berharap terlepas dari titian,
berharap seseorang melihat dari kejauhan.
Bisakah menyelamatkan dari kesendirian.
Ini Kerancuan,
Suatu ketidakmungkinan.
Kuhancurkan titian dan memilih melakukan lompatan.
Aku terbang menuju waktu yang dinantikan.
Kulihat kau menunggu dengan penuh pengharapan,
Tenanglah karena aku segera datang.
Untuk menebus segala kerinduan.
Semoga hati dijamahkan, Semoga Isyarat Diiyakan.
Semoga pesan tersampaikan .Semoga doa diijabahkan .
Ini Keyakinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar