PENGANTAR AKUNTANSI
Akuntansi: Ilmu atau seni pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran, serta pelaporan dan analisis seluruh transaksi keuangan
dalam suatu perusahaan.
Akuntansi Keuangan: Penyajian informasi mengenai posisi
keuangan dan perubahan posisi keuangan untuk pihak intern dan ekstern
perusahaan guna pengambilan keputusan dalam suatu periode akuntansi.
Jenis Pencatatan Akuntansi:
Cash Basic: Di mana pendapatan diakui pada saat pendapatan
tersebut diterima perkas dan biaya diakui pada saat biaya tersebut
dikeluarkan.
Accrual Basic: Di mana pendapatan dan biaya diakui pada saat terjadinya transaksi baik tunai maupun kredit.
Banyak dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan
system accrual basic,
karena itu pada setiap akhir periode perlu dilakukan penyesuaian untuk
mencatat perubahan-perubahan yang belum diakui, diantaranya: biaya yang
masih harus dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, biaya dibayar
di muka, pendapatan diterima di muka, beban piutang tak tertagih,
persediaan akhir bila menggunakan metode
periodic.
Siklus Akuntansi: Siklus yang dimulai dari pencatatan transaksi sampai disusunnya suatu laporan keuangan [L/K].
Dokumen -> Jurnal Umum -> Buku Besar -> Neraca
Percobaan -> Adjustment -> Neraca -> Laporan Keuangan
-> Jurnal Penutup -> Jurnal Pembalik.
Jurnal: suatu catatan awal transaksi yang dilakukan perusahaan secara kronologis.
L/K terdiri dari 5:
- Laporan L/R: Ikhtisar yang berisi pendapatan dan beban perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
- Laporan Perubahan Modal: Ikhtisar yang berisi laporan perubahan modal pemilik suatu perusahaan dalam suatu akhir periode akuntansi.
- Neraca: Daftar yang berisi aktiva, pasiva dan modal suatu perusahaan pada akhir tanggal periode akuntansi.
- Laporan Arus Kas: Ikhtisar mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari kegiatan perusahaan dalam suatu akhir periode akuntansi.
- Catatan Atas Laporan Keuangan: Berisi catatan atas hal-hal
yang dilaporkan di dalam Laporan Keuangan. Misalnya metode yang
dipakai dalam mencatat persediaan.
Hubungannya: hasil dari Laporan L/R akan dimasukkan ke
dalam Laporan Perubahan Modal, kemudian modal akan dimasukkan ke dalam
Neraca dan nilai kas yang ada di Neraca merupakan nilai kas pada arus
kas.
Jenis Arus Kas:
–
Arus Kas Dari Kegiatan Operasional: merupakan transaksi yang berpengaruh dalam penentuan laba bersih.
–
Arus Kas Dari Kegiatan Investasi: merupakan arus kas yang mempengaruhi investasi jangka panjang.
–
Arus Kas Dari Pendanaan: merupakan arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang.
Metode Arus Kas:
–
Metode Langsung: metode ini sumber penerimaan
dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi langsung diungkapkan dalam
laporan arus kas dan menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasikan laporan kas di masa yang akan datang di mana tidak
dihasilkan oleh metode tidak langsung dan memerlukan biaya yang besar
karena terbatasnya data.
–
Metode Tidak Langsung: ditentukan dengan
menyesuaikan L/R bersih dari pengaruh perubahan pos aktiva dan pos lain
yang berkaitan dengan arus investasi dan pendanaan. Dan dapat
menunjukkan hubungan yang nyata antara laporan arus kas dengan neraca
dan L/R dan biayanya lebih murah.
Informasi Arus Kas digunakan untuk:
- Memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Penerimaan
dan pengeluaran kasi di masa lalu akan menjadi dasar yang baik untuk
memprediksi arus kas di masa yang akan datang.
- Menilai keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh manajemen. Seperti keputusan mengenai investasi aktiva tetap.
- Menunjukkan hubungan laba bersih dengan perubahan dalam kas perusahaan.
Jurnal Penutup: agar saldo pendapatan, biaya, modal dan prive pada akhir periode menjadi nol.
Pendapatan xx I/S xx
I/S [Income Summary] xx Beban Gaji xx
Beban Sewa xx
I/S xx … , Capital xx
Capital xx Prive xx
Jurnal Pembalik: Jurnal yang dibuat pada awal periode untuk
menghapus ayat jurnal penyesuaian sebelumnya agar pencatatan transaksi
menjadi lebih tepat dan konsisten.
Wages payable xx Interest income xx
Wages Expense xx Interest Receivable xx
Bentuk Neraca:
- Skontro: aktiva berada di sebelah kiri dan pasiva serta modal berada di sebelah kanan.
- Stafel: bentuk laporan di mana dimulai dari aktiva, pasiva dan modal.
L/K: Laporan yang berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
Tujuan L/K: Memberikan informasi kepada pihak intern dan
ekstern mengenai posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
Bentuk L/R: Single Step dan Multiple Step (bentuk bertahap).
Penyusutan: Pengalokasian harga perolehan suatu aktiva tetap menjadi beban.
Faktor yang mempengaruhi aktiva tetap: Harga perolehan, nilai sisa, dan umur manfaat.
Aktiva tetap harus disusutkan karena nilai kegunaannya semakin lama
semakin berkurang, ketinggalan mode, dan secara ekonomi nilainya
berkurang.
Metode Penyusutan:
–
Garis Lurus: pencatatan beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode.
–
Saldo Menurun Berganda: menghitung beban penyusutan per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu prosentase tertentu.
–
Jumlah Unit Produksi: suatu jumlah tertentu yang tetap dibebankan pada setiap unit produksi yang dihasilkan oleh aktiva yang digunakan.
–
Sum of Years Digit: mengalikan harga perolehan yang dapat disusutkan dengan suatu angka tertentu.
Beban Penyusutan xx
Akumulasi Penyusutan xx
Tujuan Penyusutan: untuk memadukan beban dengan pendapatan
yang dihasilkan selama jangka waktu pemakaian aktiva tersebut, untuk
memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaian.
Aktiva: Sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa depan yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Aktiva Tetap: Aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dibuat terlebih dahulu dan digunakan untuk kegiatan utama
perusahaan dan bukan untuk dijual.
Aktiva Lancar: merupakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dikonversikan dalam waktu satu tahun atau periode.
Aktiva Tak Berwujud: suatu aktiva yang tidak berbentuk dan memiliki manfaat di masa yang akan datang. Contoh: merek, hak paten.
Kewajiban: merupakan hutang perusahaan masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, peneyelesaiannnya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi.
Buku Pembantu:
–
Buku Penjualan;
–
Buku Pembelian;
–
Buku Penerimaan Kas;
–
Buku Pengeluaran Kas.
Sifat Struktur Akuntansi:
- Postulat Akuntansi: Postulat entitas, postulat kelangsungan usaha, postulat unit pengukur, postulat periode akuntansi.
- Konsep Teori Akuntansi: Teori kepemilikan (assets – utang =
ekuitas pemilik), teori entitas (assets = utang + ekuitas pemilik),
teori dana (assets = restriksi assets).
- Prinsip-prinsip Akuntansi:
–
Business Entity: Suatu badan yang terpisah dari orang-orang yang menyediakan aktiva tersebut.
–
Going Concern: Suatu perusahaan berdiri untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
–
Objective Evidance: Data akuntansi yang dilaporkan harus berdasarkan bukti yang obyektif.
–
Unit of Measurement: Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang.
–
Accounting Period: Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan harus dibuat laporan keuangan dalam periode tertentu.
–
Matching Revenue Expired Cost: Pendapatan dan beban yang didapat harus ditandingkan guna menentukan laba bersih atau rugi bersih pada periode tersebut.
–
Pengungkapan Yang Memadai: segala bentuk penjelasan dan catatan kaki harus memuat semua data yang dianggap penting.
–
Consistence: L/K hendaknya menggunakan prinsip yang sama periode demi periode.
–
Materialitas: Semua transaksi yang dapat mempengaruhi L/K harus diungkap dan dilaporkan..
–
Conservative: tidak mengakui laba yang belum direalisasi dan mengakui semua kerugian.
- Tehnik Akuntansi.
Biaya: Pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan yang memiliki manfaat untuk masa yang akan datang dan masuk ke neraca sebagai assets..
Beban: Pengorbanan yang dikeluarkan yang memiliki manfaat untuk periode sekarang dan masuk ke dalam L/R.
Pendapatan: Manfaat ekonomi dan penyelesaian kewajiban yang
timbul dari kegiatan perusahaan yang menambah ekuitas yang bukan dari
penanaman modal.
Penghasilan: Kelebihan penghasilan atas biaya-biaya yang dikeluarkan.
Sistem Akuntansi: Suatu struktur yang saling berhubungan yang membentuk suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Sistem Dasar Akuntansi:
– Sistem Pembukuan;
– Sistem Penjualan dan Penerimaan Kas;
– Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas;
– Sistem Pencatatan dan Penggajian;
– Sistem Produksi dan Biaya.
Langkah-langkah Dalam Penyusunan Sistem:
– Analisa Dari Sistem Yang Ada;
– Merencanakan Sistem;
– Menerapkan Sistem;
– Pengawasan Sistem.
Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi:
– Meningkatkan Mutu Informasi;
– Meningkatkan Mutu Pengendalian Intern;
– Meningkatkan Mutu Pengawasan;
– Menekan Biaya Administrasi Dan Pencatatan.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi [SIA]:
–
Pengendalian [Pengawasan]: diperlukan untuk mengawasi operasi perusahaan (menjaga aktiva yang dimiliki dan juga melakukan otorisasi setiap transaksi).
–
Kesesuaian [Kompitabilitas]: Sistem dikatakan
sesuai jika sistem dapat diterapkan dalam struktur organisasi &
dipergunakan oleh personel dalam aktivitas operasi perusahaan..
–
Fleksibilitas: Organisasi akan selalu berkembang
yaitu dengan memperkenalkan produk baru, menjual lini produk yang tidak
menguntungkan & membeli lini produk yang menguntungkan.
TA: Seperangkat kerangka acuan umum dalam menilai praktek akuntansi dan pedoman dalam pengembangan praktek akuntansi.
Kerangka Konseptual:
– Earning;
– Revenue and Expense;
– Assets and Liabilities;
– Gain and Losses.
Sistem Pencatatan Persediaan:
- Metode Periodik: Sistem pencatatan yang hanya mencatat
pendapatan pada saat terjadinya transaksi sedangkan HPP tidak dicatat
pada saat terjadinya transaksi.
Jurnal Penjualan Cash / A/R xx
Sales xx
Jurnal Pembelian Purcashes xx
Cash / A/R xx
Jurnal Penutup I/S xx Ending Inventory xx
Beginning
Inventory xx I/S
xx
- Metode Perpetual: Sistem pencatatan di mana pendapatan dan HPP dicatat pada saat terjadinya transaksi..
Jurnal Penjualan Cash / A/R xx COGS xx
Sales
xx Material Inventory
xx
Jurnal Pembelian Material Inventory xx
Cash / A/R xx
Jurnal Penutup I/S xx Sales xx
COGS
xx I/S xx
Perbedaan
Sistem Periodik:
- Merupakan sistem fisik karena harus dilakukan pemeriksaan fisik setiap akhir periode.
- Digunakan untuk mencatat persediaan yang nilainya tidak tinggi
karena tidak menguntungkan bagi perusahaan untuk mencatat setiap barang
yang memiliki nilai yang rendah.
Sistem Perpetual:
- Memberikan tingkat pengendalian yang lebih akurat terhadap
persediaan karena selalu mencerminkan keadaan persediaan pada saat ini.
- Perusahaan bisa langsung mendapatkan data persediaan yang mutakhir.
- Membantu mengingatkan perusahaan bahwa jumlah persediaan telah habis.
- Pada akhir bulan perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan tanpa harus melakukan perhitungan fisik.
Metode Penilaian Persediaan:
– Metode harga pokok;
– Metode terendah antara harga pokok dengan harga pasar;
– Metode harga jual.
Metode Perhitungan Persediaan
Sistem Periodik:
– FIFO;
– LIFO;
– Average;
– Retail Method;
– Cost or Market.
Sistem Perpetual:
– FIFO: Sistem penilaian di mana harga pokok dari barang
yang pertama kali masuk akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan.
Persediaan akhir dinilai berdasarkan harga persediaan paling akhir;
– LIFO: Sistem penilaian di mana harga pokok dari barang
yang terakhir kali masuk akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan.
Persediaan akhir dinilai berdasarkan harga persediaan paling awal.
– Average: Penilaian persediaan berdasarkan harga pokok rata-rata persediaan dalam satu periode tertentu.
Jika Harga Selalu Naik metode yang sebaiknya digunakan adalah metode LIFO karena:
- Menghasilkan nilai persediaan akhir rendah, sehingga harga pokok
pejualan semakin tinggi. Pada masa inflasi metode ini menghasilkan laba
yang sangat kecil, untung dari segi pajak.
- Jika pendapatan naik maka biayapun naik, sehingga memberikan keuntungan yang lebih nyata dari realisasi laba.
Dalam neraca persediaan dinilai berdasarkan harga pokok / harga perolehan.
Safety stock: Persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjaga kelangsungan proses produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya safety stock:
- tergantung sulit mudahnya memperoleh bahan baku;
- resiko kehabisan persediaan;
- tingkat kecepatan bahan baku tersebut menjadi rusak.
Potongan Pembelian
– Potongan Tunai: Sebuah hadiah berupa potongan harga kepada pembeli yang membayar lebih cepat;
– Potongan Kuantitas: Semakin banyak jumlah barang yang dibeli maka semakin rendah harga per jenisnya.
Retur dan potongan terjadi bisa karena terdapat barang rusak yang
dikembalikan oleh pelanggan atau pelanggan tidak mengembalikan barang
tersebut sehingga perusahaan memberikan potongan harga.
FOB Shipping Point: Barang yang sudah menjadi milik pelanggan pada saat barang tersebut dikirimkan sehingga ongkos angkut ditanggung pembeli.
FOB Destination: Barang menjadi milik pelanggan pada saat barang tersebut telah sampai ke tempat tujuan ongkos angkut dibebankan pada penjual.
Perputaran Persediaan: Rasio terhadap harga pokok penjualan
dan persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat
menjual persediaan. Rasio Persediaan = HPP : Persediaan rata-rata.
Cek: Suatu dokumen yang memerintahkan bank untuk membayar oran/perusahaan sejumlah uang kas.
Cek Kosong: Cek di mana jumlah yang akan dicairkan tidak sesuai dengan jumlah uang nasabah yang mengeluarkan cek tersebut.
Rekening Koran: Memperlihatkan saldo awal dan akhir dari rekening koran pada periode tersebut dan memuat daftar transaksi yang terjadi.
Rekonsiliasi Bank: untuk menjamin ketepatan jumlah uang
yang ada di bank dan di perusahaan serta menjelaskan sebab-sebab
perbedaan antara catatan perusahaan dan rekening koran pada suatu
tanggal tertentu.
Kas Kecil: Dana yang terdiri dari sejumlah kecil uang kas dan digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil.
Sistem Kas Kecil:
– Sistem Imprest: Dana yang jumlahnya tetap untuk setiap bulannya;
– Sistem Fluktuasi: Jumlah dana tidak tergantung kebutuhan tiap bulannya.
Pengendalian TerhadapKas Kecil:
– Menugaskan seorang pegawai untuk mengatur kas kecil;
– Mempertahankan jumlah tertentu yang harus ada di tangan;
– Mendukung semua pengeluaran dana dengan suatu tanda bukti;
– Menambah kembali dana tersebut melalui prosedur pengeluaran kas biasa.
Analisa Rasio: Metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau Laporan L/R secara individu dari
laporan tersebut.
Rasio Likuiditas: Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Solvabilitas: Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio Aktivitas: Menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan sebagainnya.
Rasio Profitabilitas: Menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, pendapatan, dan investasi.
Rasio Pertumbuhan: Menggambarkan kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan ekonomi dan
sektor usaha. Laju pertumbuhan dilihat dari penjualan, laba bersih,
laba per saham, deviden per saham, harga rata-rata, dan nilai buku per
saham.
Rasio Penilaian: Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Dana: Kas, surat berharga atau surat berharga lainnya yang
disiapkan atau disediakan untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan, dana
tidak saja berbentuk kas tetapi juga berbentuk
working capital.
Sumber Dana: Berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal, adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Sumber Modal: Sumber intern dibentuk di dalam perusahaan
(penyusutan, saldo laba), sumber ekstern diperoleh dari luar perusahaan
(kredit dari bank, modal saham).
Modal Kerja Kualitatif: modal kerja yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
Modal Kerja Kuantitatif: modal kerja dari keseluruhan aktiva lancar.
Other Income: Pendapatan lain-lain yang bukan hasil utama dan bersifat rutin & immaterial.
Gain: Laba dari luar kegiatan utama perusahaan. Contoh: Penjualan gedung.
Net Monetary Asset: Kas dan aktiva lain-lain yang mempunyai sifat sama dengan kas.
Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja: Analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
Tujuan Laporan Perubahan Modal Kerja: memberikan ringkasan
transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan
sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut.
Kegunaan Analisa Return On Investment: Untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan
efisiensi bagian penjualan. ROI = Laba : rata-rata investasi.
Voucher System: Penerapan system voucher yang dilakukan
pada transaksi pembelian yaitu jurnal pembelian diganti dengan voucher
register, jurnal pengeluaran uang diganti dengan check register &
buku pembantu utang diganti dengan map voucher yang belum dibayar.
Kelemahan Voucher System: kalau map voucher hilang maka akan sulit menetapkan hutang debitur.
Fungsi Akuntansi:
- Fungsi Umum: membantu masyarakat mengawasi soal-soal keuangan.
- Fungsi Khusus:
– menghitung laba yang dicapai perusahaan & menilai sukses tidaknya perusahaan tersebut;
– membantu mengamankan & mengawasi aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan dengan menciptakan sistem & prosedur yang dapat
mencegah penyelewengan;
– membantu menetapkan hak masing-masing pihak yang berkepentingan dalam perusahaan;
– menetapkan patokan mengenai prestasi & biaya serta mengukur perbedaan antara prestasi & biaya sesungguhnya;
– memberikan informasi yang berguna pada manajemen termasuk mengenai solvabilitas, likuiditas & rentabilitas.
Fungsi Neraca & L/R bagi manajemen dalam pengambilan keputusan:
Dengan adanya Neraca & L/R manajemen akan dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan di periode yang baru lalu & dapat menyusun
rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya &
menentukan kebijakan yang lebih tepat.
Stabilitas dan Aktivitas: Menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas
hutang-hutangnya & akhirnya membayar hutang tersebut pada waktunya.
Investement: Sebagian harta perusahaan yang dipisahkan dari harta lainnya untuk ditanamkan pada perusahaan lain untuk mendapatkan laba.
Susunan Neraca (Skontro)
Aktiva Kewajiban
Aktiva lancar Kewajiban lancar
Investasi Hutang jangka panjang
Aktiva tetap Hutang lainnya
Aktiva tak berwujud Modal
Aktiva lainnya Modal saham disetor
Agio/Disagio
Cadangan
Laba yang belum dibagi
Pos Transitoris:
– Prepaid Expenses: merupakan pengeluaran yang sudah dilakukan tetapi belum merupakan biaya;
– Deffered Income: merupakan penerimaan yang sudah masuk tetapi belum merupakan pendapatan.
Pos Antisipasi:
– Accrued Expenses: merupakan biaya-biaya yang masih harus dibayar;
– Accrued Income: merupakan pendapatan yang masih harus diterima.
Modal: merupakan hak pemilik yaitu selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada & dengan demikian tidak merupakan nilai jual
perusahaan tersebut.
Modal Aktif: menggambarkan bentuk-bentuk dana yang ditanamkan di perusahaan.
Modal Pasif: menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh.
Rekening Real: Rekening neraca.
Rekening Nomina: Rekening L/R.
Temporary Investment: Bertujuan untuk mencari untung dengan beda kurs.
Long Term Investment: Bertujuan untuk mencari uang,
deviden, bunga pada neraca di aktiva investasi sebagai saham milik
perusahaan lain yang dinilai dengan kurs & pada pasiva investment
sebagai milik sendiri dinilai dengan nominal.
Capital Receipt: Penerimaan dari penjualan harga tetap
secara insidentil, penerimaan dari penjualan saham, penerimaan karena
pengeluaran obligasi.
Revenue Receipt: Penerimaan dari penjualan barang atau jasa yang bersifat rutin.
Obligasi: Surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
pemerintah perusahaan sebagai pihak yang bersedia berhutang yang
mempunyai nilai nominal tertentu & kesanggupan membayar bunga secara
periodik atas dasar % tertentu yang tetap.
Treasury Stocks [T/S]: lembar saham yang telah beredar yang kemudian dibeli kembali.
Ciri-ciri T/S:
– saham tersebut merupakan saham Perseroan Terbatas [PT] yang mengeluarkan sendiri;
– telah dijual dengan pembayaran piutang;
– belum pernah dihapus/dibatalkan/dijual kembali.
Metode pencatatan T/S:
- Metode Harga Perolehan.
Saat membeli/menarik saham:
T/S xx
Kas xx
Saat dijual kembali di atas harga perolehan:
Kas xx
T/S xx
Agio Saham xx
Saat dijual kembali sama dengan harga perolehan:
Kas xx
T/S xx
Saat dijual kembali di bawah harga perolehan:
Kas xx
Agio Saham xx
Retained Earning [R/E] xx
T/S xx
- Metode Harga Nominal.
Saat membeli/menarik saham – di atas nilai nominal:
T/S xx
Agio saham xx
R/E xx
Kas xx
Saat membeli/menarik saham – di bawah nilai nominal:
T/S xx
Kas xx
Agio Saham xx
Saat dijual kembali – di atas nilai nominal:
Kas xx
T/S xx
Agio Saham xx
Saat dijual kembali – di bawah harga nominal:
Kas xx
Disagio Saham xx
T/S xx
Deviden: Laba yang dibagikan kepada pemegang saham, biasanya deviden diambil dari R/E.
R/E: Akumulasi laba perusahaan yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham berupa deviden.
Common Stock [Saham Biasa]: Saham yang pemegangnya mempunyai hak memperoleh bagian keuntungan dan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham [RUPS].
Preferred Stock [Saham Preferent]: Saham yang pemegangnya mempunyai hak utama atas bagian keuntungan dan hak utama dalam likuidasi.
Premium [Agio]: Saham yang dijual di atas nilai nominal [keuntungan dari saham].
Merger: Penggabungan badan usaha dengan jalan pemilikan
langsung oleh suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih
perusahaan lain yang digabungkan.
Kosolidasi: Penggabungan badan usaha di mana di dalam
penggabungan tersebut dibentuk perusahaan baru untuk mengambil alih
harta milik perusahaan & mengakui hutang dari dua atau lebih
perusahaan yang telah ada.
Piutang: Hak perusahaan untuk menagih sejumlah uang tertentu kepada pelanggan karena akibat dari kegiatan penjualan kredit perusahaan.
Jenis Piutang:
– Piutang Dagang;
– Piutang Wesel: piutang dagang dalam bentuk lebih formal.
Metode Penyisihan Piutang:
- Metode Pembentukan Cadangan Piutang: Metode ini mengestimasikan jumlah dari total piutang yang kemungkinan tidak akan tertagih
Penghapusan Tak Langsung
Beban Piutang Tak Tertagih xx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xx
Piutang xx
Jika dapat melunasi:
Piutang Usaha xx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xx
- Metode Penghapusan Langsung: Metode ini baru mengakui adanya piutang setelah meyakini bahwa sejumlah piutang tidak dapat tertagih.
Penghapusan Langsung
Beban Piutang Tak Tertagih xx
Piutang Usaha xx
Jika dapat melunasi selama tahun berjalan:
Kas xx
Beban Piutang Tak Tertagih xx
Jika dapat melunasi setelah tahun berjalan:
R/E xx
Beban Piutang Tak Tertagih xx
Surat Promes: merupakan surat perjanjian bahwa ia akan membayar sejumlah uang tertentu pada periode tertentu.
Diskonto: menjual wesel tagih sebelum tanggal jatuh tempo
di mana akan menerima uang lebih kecil dari yang akan diterimanya pada
saat jatuh tempo.
Biaya Piutang Tak Tertagih: beban yang timbul karena
perusahaan meningkatkan penjualan kreditnya, beban ini timbul karena
perusahaan tidak mampu menagih piutang dagangnya.
AUDITING
Auditing: Suatu proses untuk memperoleh bahan bukti dan
pengevaluasian yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan memiliki
keahlian tertentu untuk menilai apakah L/K suatu perusahaan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dengan tujuan
memberikan pendapat terhadap L/K tersebut.
Jenis Audit:
– Audit L/K: Pemeriksaan yang meliputi pengevaluasian dan
pengumpulan bahan bukti untuk menentukan apakah L/K telah disajikan
sesuai PAI;
– Audit Operasional: Pemeriksaan yang meliputi
pengevaluasian dan pengumpulan bahan bukti mengenai kegiatan operasional
perusahaan dengan tujuan mencapai efisiensi & efektif & ekonomi
kegiatan perusahaan;
– Audit Kegiatan: Pemeriksaan yang meliputi pengevaluasian
dan pengumpulan bahan bukti apakah kegiatan financial dan operasi
perusahaan telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Jenis Auditor:
– Auditor Publik;
– Auditor Pemerintah;
– Auditor Pajak;
– Auditor Intern: yang bekerja pada suatu perusahaan.
Penyebab Resiko Informasi:
– Hubungan yang dekat antara penerima & pemberi informasi;
– Sikap yang memihak & motif lain yang melatarbelakangi pemberian info;
– Data yang berlebihan & transaksi pertukaran yang kompeten.
Jasa Auditor:
– Jasa Atestasi: meliputi hak mengeluarkan laporan tertulis
yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan asertasi yang harus
dipertanggungjawabkan;
– Jasa Perpajakan;
– Jasa Akuntansi Dan Pembukuan.
Konsep Dasar Pemeriksaan Akuntansi:
– Disclosure: Pemeriksaan L/K tidak boleh ada data yang disembunyikan;
– Conservative: Prinsip untuk menghindari suatu sikap optimisme dalam penyajian L/K.
– Materiality: Penting tidaknya suatu masalah tergantung dari sifat dan bobot masalah tersebut;
– Consistency: L/K yang disajikan dapat dibandingkan dengan data lain.
Macam-macam Bukti Pemeriksaan:
– Pengendalian Intern; – Perbandingan dengan rasio;
– Bukti fisik; – Bukti dengan spesialis;
– Bukti dokumenter; – Bukti konfirmasi;
– Catatan akuntansi; – Bukti pernyataan tertulis dari manajemen;
– Perhitungan; – Bukti analitikal
– Bukti lisan.
Norma Pemeriksaan Akuntansi: Ukuran mutu pekerjaan akuntansi dalam rangka memeriksa L/K yang disusun oleh IAI.
- Norma Umum (Standar Umum)
– Audit dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian & pelatihan
– Sikap Independensi harus dipertahankan
– Pelaksanaan dan penyusunan audit harus dilakukan dengan cermat dan teliti
- Norma Pekerjaan Lapangan (Standar Pekerjaan Lapangan)
– Pekerjaan direncanakan dengan sebaik-baiknya dan sistem harus diawasi
– Internal Control harus dipahami
– Bukti diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan untuk menyatakan pendapat
- Norma Pelaporan (Standar Pelaporan)
– Laporan audit disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
– Laporan audit harus dalam keadaan konsisten dengan L/K
dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi keuangan yang diterapkan
dalam periode sebelumnya
– Pengungkapan informative dianggap sudah memadai kecuali dinyatakan lain
– Laporan audit memuat pernyataan pendapat
Tahap Audit:
– merencanakan dan merancang pendekatan sistem;
– melakukan pengujian, pengendalian, dan transaksi;
– melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo;
– menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
Material: Salah saji dalam L/K dapat dianggap material jika
salah saji tersebut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan (Keputusan
pemakai L/K yang rasional).
Jenis Laporan:
- Unqualified (pendapat wajar tanpa pengecualian): Auditor merasa
yakin bahwa L/K telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi & mencakup Laporan L/R, Owners Equity
Statement, Balance Sheet, dan Laporan Arus Kas. [tidak material]
- Qualified (pendapat wajar dengan pengecualian): Auditor merasa
yakin bahwa L/K telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
kecuali pada pos-pos tertentu. [material]
- Adverse (pendapat tidak wajar): Auditor merasa yakin bahwa terdapat salah saji dalam penyajian L/K. [sangat material]
- Disclaimer (tidak memberikan pendapat): Auditor tidak dapat yakin bahwa L/K telah disajikan secara wajar. [sangat material]
Bagian Dari Laporan Audit:
– Alamat external audit;
– Judul;
– Alamat;
– Paragraf pendahuluan;
– Paragraf ruang lingkup audit;
– Paragraf pelaporan;
– Nama jelas, tanda tangan dan nomor registrasi;
– Tanggal laporan.
Perbedaan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan:
– Pembatasan lingkup audit (auditor tidak bebas, ada unsur tidak yakin);
– L/K disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;
– Auditor tidak independent.
Kepastian (-): tidak layak untuk menyertakan dalam laporan audit suatu komentar yang bertolak belakang dari pendapat auditor.
Tujuan Pemeriksaan Bahan Bukti:
– untuk menentukan bahwa bukti tersebut disetujui dan disahkan dengan tepat;
– untuk menentukan kebenaran dari bukti tersebut;
– untuk memeriksa jumlah yang tertera pada bukti;
– untuk memeriksa ketepatan pembukuan dari bukti.
Kertas Kerja Pemeriksaan [KKP]: Catatan yang dibuat,
dikumpulkan dan disimpan oleh akuntan publik mengenai prosedur
pemeriksaan yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, keterangan
yang diperolehnya dan kesimpulan yang ditariknya sehubungan dengan
pemeriksaannya.
Tujuan KKP: untuk membantu auditor memberikan keyakinan
memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar
auditing yang telah ditetapkan IAI.
Manfaat KKP:
– dasar untuk perencanaan audit;
– catatan bahan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian;
– data untuk menyediakan audit jenis yang pantas;
– menyediakan data untuk keperluan referensi.
Jenis KKP: L/K & daftar.
Syarat KKP yang baik:
– Lengkap (berisi info pokok, tidak memerlukan penjelasan tambahan);
– Bebas dari kesalahan baik hitung maupun penyajian;
– Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional;
– Sistematis, bersih, rapih, & mudah diikuti;
– memuat hal-hal penting yang berkaitan dengan audit;
– mempunyai tujuan jelas.
Pengendalian Intern: meliputi rencana organisasi &
semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu
perusahaan untuk mengamankan harta kekayaannya, menguji ketepatan &
sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya.
Unsur Pengendalian Intern:
– Adanya struktur organisasi;
– Adanya wewenang dan sistem pembukuan yang memadai;
– Praktek yang sehat;
– Pegawai yang kompeten.
Fungsi Pengendalian Intern:
– mengamankan harta dan kekayaan perusahaan dari pemborosan & kecurangan serta ketidak efisienan;
– meningkatkan ketelitian & dapat dipercayainya data akuntansi;
– mendorong ditaatinya & dilaksanakannya kebijakan perusahaan;
– meningkatkan efisiensi.
Tujuan Memahami Sistem Pengendalian Intern [SPI]:
– untuk mengukur memadai tidaknya sistem kontrol yang
berlaku sebagai salah satu dasar untuk memberikan pernyataan pendapat
mengenai L/K secara keseluruhan;
– untuk membantu auditor sebagai dasar pembuktian adanya kelemahan/kekuatan pelaksanaan Internal Control [IC];
– sebagai petunjuk mengenai luas pemeriksaan apakah perlu mendetail atau tidak;
– sebagai dasar memberikan rekomendasi yang mungkin diperlukan supaya IC lebih sempurna.
Management Letter: Surat yang dibuat oleh auditor &
dilampirkan pada laporan audit, di mana berisikan temuan-temuan serta
kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan IC dari perusahaan yang
diaudit serta saran-saran perbaikan.
Allowance for Bad Debt: Cukup tidaknya perkiraan penyisihan piutang tak tertagih.
Audit Program: Rencana kerja yang disusun secara terperinci dan melakukan pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya.
Audit Test:
– Analitik: dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antar data;
– Kepatuhan: untuk mengetahui ketaatan terhadap peraturan perusahaan;
– Substantif: mengetahui kesalahan dalam perhitungan yang secara langsung mempengaruhi saldo L/K.
Subsequent Event: Kejadian penting yang terjadi setelah
tanggal neraca tetapi kejadian tersebut sebelum laporan audit diserahkan
di mana memiliki pengaruh terhadap L/K yang diperiksa sehingga harus
dimasukkan ke dalam laporan audit. Contoh: Perusahaan memiliki debitur
yang cukup besar & debitur tersebut bangkrut, maka akan mempengaruhi
nilai piutang dagang & harus diadjust.
Lapping: Penggelapan yang dilakukan dengan cara pengunduran pencatatan kas.
Cara mengatasi lapping:
– harus ada pemisahan tugas antara pencatatan & penerimaan uang;
– membandingkan penerimaan kas dengan perkiraan pelanggan;
– konfirmasi para pelanggan;
– membandingkan deposito bank dengan duplikat deposito bank.
Kitting: manipulasi cek di bank dengan memanfaatkan periode tertentu yang melibatkan dua bank.
Cara mengatasi lapping: Periksa apakah pembayaran dengan cek telah dibukukan sesuai tanggal pembuatan cek tersebut.
Window Dressing: suatu keadaan di mana jumlah yang tercantum di dalam L/K tidak menunjukkan jumlah yang sebenarnya.
Hubungan sistem dengan internal control: sisterm yang disusun dalam suatu perusahaan harus memperhitungkan segi pengendalian intern guna terwujudnya IC yang baik.
Tanggung Jawab Auditor: merencanakan & melaksanakan
audit sesuai GAAS/NPA untuk menemukan kesalahan, pelanggaran peraturan,
pelanggaran hukum yang cukup material yang dilakukan oleh perusahaan
yang diperiksa.
Macam-macam Resiko Audit:
– Resiko penemuan yang direncanakan: resiko bahwa bahan
bukti yang dikumpulkan dalam segment gagal menemukan kekeliruan;
– Resiko bawaan: resiko yang timbul dengan asumsi tidak ada pengendalian intern;
– Resiko pengendalian: kemungkinan adanya kekeliruan yang tak tercegah oleh pengendalian intern klien;
– Resiko yang dapat diterima: ukuran kesediaan auditor
untuk menerima bahwa L/K salah saji secara material walaupun audit telah
selesai dan pendapat telah diberikan.
AKUNTANSI BIAYA & AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi Biaya: suatu proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan.
Akuntansi Manajemen: Penyajian informasi untuk para manajemen guna perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan.
Penggolongan Biaya:
- Biaya atas dasar Obyek Pengeluaran yaitu biaya digolongkan sesuai
dengan pengeluarannya. Contoh: Biaya iklan dan biaya bahan baku.
- Biaya atas dasar Fungsi Pokok
– Biaya produksi;
– Biaya administrasi & umum;
– Biaya pemasaran.
- Biaya atas dasar Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai
– Biaya langsung: biaya yang digunakan untuk kegiatan utama perusahaan;
– Biaya tak langsung: biaya yang digunakan untuk di luar kegiatan utama perusahaan.
- Biaya atas dasar Perilaku Biaya
– Biaya variabel: biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional mengikuti volume produksi;
– Biaya tetap: biaya yang jumlah totalnya tetap meskipun terdapat perubahan volume kegiatan;
– Biaya semivariabel: biaya yang mengandung unsur tetap dan variabel.
- Biaya atas dasar Waktu
– Pengeluaran modal: biaya-biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi;
– Pengeluaran penghasilan: biaya yang hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi di mana biaya tersebut terjadi.
Metode pengumpulan biaya produksi:
–
Job Order Cost: suatu metode di mana biaya-biaya
dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu yang dapat ditentukan
identitasnya & kemudian ditentukan harga pokok secara individual
(dengan actual/sebenarnya);
–
Process Costing: metode ini membebankan biaya
pokok produksi selama periode tertentu kepada kegiatan produksi kemudian
membaginya sama rata produk yang dihasilkan dalam periode tersebut
(dengan taksiran).
Perbedaan
|
Process Costing |
Job Order Costing |
Proses pengolahan produksi |
terus-menerus |
terputus-putus |
Produk yang dihasilkan |
standar |
tergantung pada pesanan |
Produk ditujukan untuk |
mengisi gudang |
memenuhi pesanan |
Biaya produksi dikumpulkan |
tiap periode |
tiap pesanan |
Harga pokok satuan dihitung |
akhir periode |
pesanan selesai |
Prime Cost = DM + DL
Conversion Cost = DL + FOH
Relevant Cost: Biaya yang patut diperhitungkan dalam analisa pengambilan keputusan & untuk masa yang akan datang.
Differential Cost: Biaya yang berbeda karena memilih satu alternatif daripada tidak memilih alternatif & untuk saat sekarang.
Out of Pocket Cost: Biaya yang akan memerlukan pengeluaran
kas sekarang akibat adanya pengambilan keputusan oleh manjemen.
Contoh: pembelian aktiva tetap.
Out of Pocket Expense: Beban yang dikeluarkan akibat dari suatu kegiatan, jika tidak ada kegiatan tersebut maka beban itu tidak akan timbul.
Sunk Cost: Biaya yang terjadi sebagai akibat dari keputusan di masa lalu. Contoh: Depresiasi.
Opportunity Cost: Keuntungan yang terpaksa dilepas karena dipilihnya suatu alternatif tertentu & juga dilepaskannya alternatif lain.
Manufacturing Expense terdiri dari:
–
Direct Material: meliputi semua bahan mentah yang secara langsung digunakan dalam proses produksi;
–
Direct Labor: meliputi tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi;
–
FOH: meliputi biaya-biaya yang secara tidak langsung digunakan dalam proses produksi.
Biaya Overhead menggunakan tarif karena banyak unsure dari overhead yang berkaitan dengan periode yang berbeda.
Standar Cost (biaya standar): Biaya yang direncanakan bagi suatu barang produksi untuk kegiatan perusahaan sekarang atau yang akan datang.
Tujuan penetapan biaya standar:
– menetapkan anggaran
– mengendalikan biaya, mengarahkan, dan mengukur efisiensi
– penghematan biaya;
– menetapkan dasar-dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.
Metode Harga Standar: Taksiran biaya yang terjadi di masa yang akan datang.
Jenis standar dalam standar cost:
– standar normal: taksiran biaya yang akan datang dalam keadaan ekonomi kegiatan yang normal;
– standar teoritis: standar yang ketat dalam pelaksanaannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai;
– rata-rata biaya waktu yang lalu untuk menghitung biaya produksi yang telah lalu.
Kelemahan Standar Cost: Kaku dan tidak flexibel karena jarang diadakan perbaikan.
Guna Analisa Variance: sebagai alat penilai tanggung jawab biaya & sebagai alat untuk tindakan perbaikan.
Standar Biaya Material:
– Material Quantity Variance = (AQ – SQ) x SP
– Material Purchase Variance = (AP – SP) x AQ
Standar Upah Buruh:
– Labor Efficiency Variance = (AQ – SQ) x SP
– Labor Rate Variance = (AP – SP) x AQ
Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan [HPP]:
– Full Costing: penentuan metode HPP yang membebankan seluruh biaya produksi baik tetap maupun variabel;
– Direct Costing: penentuan metode HPP yang hanya membebankan biaya variabel saja ke dalam HPP.
Manfaat Direct Costing: Perencanaan laba, pengawasan, membuat keputusan.
Kelemahan Direct Costing: Sulit memisahkan biaya variable dan tetap, tidak diakui PAI, mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah..
Unsur-unsur Cost: material, labor, overhead.
Estimated Cost: biaya yang ditentukan di muka sebelum dilakukan proses produksi.
Joint Product: dua atau lebih produk yang diproduksi secara bersama-sama dan mempunyai nilai jual relatif sama.
Joint Product Cost: biaya yang digunakan dari mulai bahan baku diolah sampai dipisahkan menurut identitasnya. Contoh: Penggilingan gabah.
By Product: dua atau lebih produk yang diproduksi secara bersama-sama dan mempunyai nilai jual yang berbeda.
Co Product: dua atau lebih produk yang diproduksi secara
bersama-sama tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama (tidak
berasal dari bahan baku yang sama).
Re-order Point: Saat di mana harus dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang diperlukan.
Budget: Suatu rencana tertulis dalam bentuk angka mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang (biasanya dalam satuan uang).
Kegunaan Budget [Anggaran]:
– hasil yang diharapkan dapat diproyeksikan terlebih dahulu
sebelum rencana tersebut dijalankan, sehingga jika terdapat berbagai
alternatif manjemen dapat memilih mana yang lebih baik;
– dapat digunakan sebagai patokan untuk prestasi.
Tujuan Budget:
– untuk perencanaan;
– sebagai koordinasi di berbagai bidang;
– sebagai dasar pengawasan biaya.
Macam-macam Budget:
– Appropriation budget: memberikan batas/jumlah maksimal dari pengeluaran yang boleh dikeluarkan. Contoh: APBN;
– Performance budget: budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas, & proyek;
– Fixed budget: budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan selama waktu tertentu;
– Flexible budget: merupakan sebuah deret dari beberapa fixed budget masing-masing untuk tingkat yang berlainan.
Jenis Anggaran:
- Anggaran operasi
– Anggaran biaya;
– Anggaran investasi;
– Anggaran kas;
– Anggaran L/K.
- Anggaran Keuangan
Sistem anggaran yang komprehensif meliputi:
– Anggaran penjualan;
– Anggaran produksi;
– Anggaran pembelian;
– Anggaran kas;
– Anggaran L/K
– Anggaran investasi.
Biaya Actual: Biaya yang sebenarnya terjadi dalam proses produksi suatu produk.
Bentuk Laporan L/R: Multiple Step (bentuk bertahap) dan Single Step (berntuk langsung).
Multiple Step
Pendapatan usaha xx
Pendapatan lain-lain xx
Beban produksi
Biaya material xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead
xx
Total beban produksi xx
Persediaan barang dalam proses (awal) xx
Persediaan barang dalam proses (akhir)
(xx)
Harga pokok produksi xx
Persediaan barang jadi (awal)
xx
Barang tersedia untuk dijual xx
Persediaan barang jadi (akhir)
xx
Cost of Goods Sold (COGS)
(xx)
Laba kotor xx
Biaya operasional (Penjualan & administrasi)
(xx)
Laba operasi xx
Pendapatan & beban lain-lain
xx
Laba sebelum pajak xx
SKRIPSI
Menurut
Usry & Hammer, perencanaan laba merupakan proses
membangun terhadap rencana operasional yang menjadi sasaran utama &
tujuan utama perusahaan yang ditujukan kepada sasaran akhir organisasi.
Menurut
Mulyadi, analisa hubungan CVP merupakan tehnik untuk
menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya
terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka
pendek.
Marjin kontribusi: merupakan selisih pendapatan penjualan
setelah dikurangi biaya variabel yang digunakan untuk menutupi biaya
tetap sebelum diperoleh laba bersih.
Menurut Welsch Hilton & Gordon terdapat dua jenis rencana laba:
– Rencana laba strategi [jangka panjang]: gambaran keuangan
dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan
biasanya luas dan umum mencakup periode dua atau tiga tahun ke depan;
– Rencana laba taktis [jangka pendek]: gambaran keuangan
dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan
biasanya sempit, mencakup selama satu tahun yang akan datang.
Menurut RA Supriyono
rencana laba adalah selisih penghasilan
penjualan di atas semua biaya dalam periode akuntansi tertentu, oleh
karena itu laba untuk periode akuntansi berhubungan dengan perencanaan
atas penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang
bersangkutan.
Menurut Usry & Hammer terdapat tiga prosendur dalam penetapan sasaran laba:
–
A priari method: sasaran laba ditetapkan terlebih dahulu sebelum perencanaan;
–
A pasteriori method: sasaran laba ditetapkan setelah perencanaan sehingga sasaran tersebut merupakan hasil perencanaan;
–
Pragmatic method: di mana manajemen menggunakan standar-standar laba tertentu yang telah teruji secara empiris dan didukung oleh pengalaman.
Menurut Usry & Hammer keuntungan dan kelemahan rencana laba:
– Memberikan pendekatan dalam pemecahan masalah;
– Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada tujuan perusahaan;
– Merangsang peran serta & mengkoordinasi rencana operasional berbagai segmen;
– Mengkoordinasi & mempertemukan semua upaya perusahaan;
– Berperan sebagai tolok ukur untuk mengukur hasil kegiatan
kelemahan:
– Peramalan & perkiraan bukanlah ilmu pasti sehingga
dalam penyusunan anggaran akan terdapat sejumlah pertimbangan tertentu;
– Anggaran dapat mengikat manajer pada sasaran tertentu yang tidak sesuai dengan dengan tujuan perusahaan;
– Perencanaan laba memerlukan kerja sama & peran serta dari seluruh anggota manajemen;
– Budget system justru akan menghambat, jika hal tersebut
mendorong seseorang untuk mengambil tindakan yang tidak memberikan hasil
yang terbaik bagi organisasi;
– Perencanaan laba tidaklah mengambil alih peranan bagian administrasi;
– Pelaksanaan rencana memerlukan waktu.
Stand by Method [biaya berjaga]: menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan jika perusahaan ditutup untuk sementara, produksi = 0.
Menurut Usry & Hammer terdapat tiga metode pemisahan biaya:
–
High and low point methode: metode ini
menggunakan total biaya tertinggi & terendah berdasarkan biaya
histories sebagai dasar untuk mengestimasi biaya variable per unit &
total biaya tetap dari biaya semi variabel;
–
Statistical scattered graph method: biaya tetap& biaya variabel per unit dipisahkan dengan merefleksikan data historis yang ada ke dalam suatu grafik;
–
Least square method: metode ini menganggap bahwa
hubungan antara biaya & volume kegiatan berbentuk garis lurus
dengan persamaan y = a + bx di mana y merupakan variabel tidak bebas,
perubahannya ditentukan oleh variabel x yang merupakan variabel bebas.
Menurut IAI
, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas ekonomi perusahaan yang
mengakibatkan menambah equitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Usry & Hammer menjelaskan
volume berhubungan dengan kapasitas,
fihak manajemen mencoba untuk mencapai jumlah volume sesuai dengan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Atas dasar kapasitas yang diharapkan maka
pembebanan biaya yang telah ditentukan dapat disesuaikan dengan biaya
yang dikeluarkan.
Penentuan Kapasitas (Usry & Hammer)
–
Theoritical capacity: kapasitas untuk memproduksi penuh tanpa berhenti;
–
Practical capacity: kapasitas yang disesuaikan dengan allowance atas dasar pertimbangan akan munculnya hambatan dalam berproduksi;
–
Expected actual capacity: kapasitas yang
didasarkan atas pandangan jangka pendek, digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi secara musiman dan perubahan pasar;
–
Normal capacity: kemampuan perusahaan untuk
memproduksi & menjual produknya dalam jangka panjang serta dapat
dihitung dan diperkirakan berapa besar volume & biayanya.
Analisis Impas: memberikan informasi tingkat penjualan
minimum yang harus dicapai perusahaan agar tidak mengalami kerugian.
Analisis impas merupakan bentuk analisis CPV [
Cost-Profit-Volume] karena untuk mengetahui impas maupun margin of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan CPV.
Hubungan antara CPV dipengaruhi oleh 5 faktor (Mulyadi)
–
Harga jual per unit;
–
Biaya variabel per unit;
–
Total biaya tetap;
–
Volume penjualan;
–
Komposisi produk yang dijual.
Analisis CPV adalah suatu tehnik bagi manajemen dalam
menghitung dan mengetahui dampak perubahan harga jual, volume penjualan,
biaya variabel, serta biaya tetap dan untuk membantu manajemen dalam
melakukan perencanaan laba jangka pendek.
Anggapan yang mendasari analisis impas (Mulyadi):
- Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan, total biaya tetap akan selalu tetap konstan dan biaya
variabel berubah secara proporsional mengikuti perubahan volume
produksi;
- Harga jual produk dianggap tidak berubah pada berbagai tingkat
kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan maka dilakukan
penururnan harga jual atau memberikan potongan harga, maka hal ini akan
mempengaruhi analisa CPV.
- Kapasitas pabrik dianggap tetap konstan. Penambahan fasilitas
produksi akan mengakibatkan penambahan biaya tetap & akan
mempengaruhi hubungan CPV.
- Harga faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku
& tarif upah menyimpang dari yang telah direncanakan maka hal ini
akan mempengaruhi hubungan CPV.
- Efisiensi produksi dianggap tidak berubah, apabila terjadi
penghematan biaya karena penggunaan bahan pengganti yang harganya lebih
rendah/perubahana metode produksi maka hal ini akan mempengaruhi
hubungan CPV.
- Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
- Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah. Jika
perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk yang memiliki volume
penjualan yang sama tetapi komposisinya berbeda maka hal ini akan
mempengaruhi CPV.
- Di antara anggapan tersebut yang paling pokok adalah Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.
Perusahaan dapat tidak mencapai BEP jika kapasitas produksi sudah mencapai maksimum, biaya tetap besar, menanggulanginya dengan menambah modal baru.
Perusahaan dapat mencapai 2 BEP jika terdapat perubahan biaya tetap, perubahan biaya variabel per unit, perubahan harga jual, dan perubahan komposisi penjualan.
Tujuan analisis CPV adalah untuk menentukan tingkat penjualan dan untuk melakukan ekspansi usaha, serta untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.
(Charles T. Hongren) Dalam proses penyusunan anggaran,
laporan L/R yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu
manajemen puncak dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang
diajukan oleh manajemen menengah karena pengambilan keputusan jangka
pendek umumnya menyangkut/mengakibatkan penambahan atau pengurangan
volume kegiatan, maka biaya yang dipisahkan menurut perilakunya akan
membantu manajemen.
Hubungan dengan analisis CPV dihadapkan pada hubungan akuntasi [Mulyadi]:
Laba = Penjualan total – (BV/unit + BT)
Penjualan total = Total BT + BV/unit
Impas: suatu keadaan perusahaan yang pendapatan
penjualannya sama dengan jumlah total biaya atau besarnya laba
kontribusi sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan
tidak memperoleh laba juga tidak mendapatkan untung.
Metode yang digunakan dlam menentukan impas [Kertas]
Batas Keamanan (Margin of safety) [Mulyadi]: Kelebihan
penjualan dianggarkan di atas penjualan pada titik impas, batas keamanan
menunjukkan seberapa besar penjualan boleh turun tetapi perusahaan
belum menderita rugi. Dinyatakan dalam persentase (batas keamanan :
penjualan yang dianggarkan).
[Mulyadi] Volume penjualan = (BT + Laba yang diinginkan) : CM.
[CM = Penjualan – BV]
Controllership: Suatu disiplin ilmu akuntansi yang membahas
tentang penerapan prinsip perencanaan, pengawasan dalam arti luas serta
penilaian praktis akuntansi dan pemberian informasi mengenai analisa
tentang perkiraan di masa depan delam meningkatkan efisiensi perusahaan.
Unsur-unsur Pengendalian Manajemen
- Detektor;
- Selektor;
- Efektor;
- Komunikator.
Fungsi manajemen: Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
Pusat Pertanggungjawaban: Unit kerja yang dipimpin oleh orang yang memegang tanggung jawab.
– Pusat Pendapatan, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas pendapatan.
– Pusat Biaya, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas biaya.
– Pusat Laba, Pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya
bertanggung jawab atas laba. Pusat Laba dibagi 3 yaitu Laba Penuh, Laba
Semu, dan Laba Murni.
– Pusat Investasi, pusat pertanggungjawaban di mana pimpinannya bertanggung jawab atas laba.
Transfer Pricing: salah satu bentuk rekayasa keuangan yang tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan.
Dasar penetapan Transfer Pricing:
– Metode biaya, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan berdasarkan Cost;
– Metode market, besarnya harga transfer atas barang & jasa ditentukan berdasarkan harga pasar;
– Metode nogosiasi, besarnya harga transfer atas barang
& jasa ditentukan oleh negosiasi antar pusat laba yang bertransaksi;
– Metode arbitrasi, besarnya harga transfer atas barang
& jasa ditentukan berdasarkan interaksi antar pusat laba dengan
tingkat harga yang dianggap optimal bagi kepentingan perusahaan..
Perencanaan: Proses mengkaji mengenai apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
Akuntabilitas: Kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atas tindakan perusahaan, seseorang, badan hokum,
pimpinan kepada fihak yang berwenang yang meminta pertanggungjawaban.
Kinerja: Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi.
AKUNTANSI PEMERINTAH
Sifat akuntansi pemerintah meliputi: struktur pemerintah, sumber daya, sistem politik.
Perbedaan akuntansi pemerintah dan akuntansi komersial:
Akuntansi pemerintah memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Tidak perlu membuat laporan L/R harus mengikuti
perundang-undangan, bersifat kaku.